70. Abuse

3.3K 356 352
                                        

I should've known
That the blood you bleed is just the blood you owe
We were a pair
You were my life, but life is far away from fair
Was I stupid to love you?
Was I reckless to help?
Was it obvious to everybody else that I'd fallen for a lie?
You were never on my side
Fool me once, fool me twice
Are you death or paradise?
I let it burn
Another lesson yet to learn
🎶 No Time To Die🎶
                                       
—————————————————————

⚠️

⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️

Disclaimer
Chapter berikut mengandung unsur kekerasan dan materi berbahaya yang dapat mengganggu, menimbulkan, dan memicu trauma mental maupun psikis bagi sebagian pembaca.
Kebijakan pembaca disarankan.
Adegan di bawah tidak untuk ditiru. Be wise!

Thank you yang udah FOLLOW since the last time I updated.
Sekarang sambut comeback WifOcean dengan komen banyak-banyak, deal?

-🖤🖤🖤-

Iblis dalam diri Wifo tersenyum menang. Jaminan. Dia butuh itu untuk memastikan Ocean tak akan pernah meninggalkannya apa pun yang terjadi. Tidak sampai Wifo yang menginginkannya.

Sekarang... jaminan itu nyatanya berguna. Meski Ocean tidak bilang dia ingin hubungan mereka berakhir, setidaknya Wifo bisa menggunakan rekaman itu untuk membuat gadis itu menurut dan bungkam untuk apa pun yang telah atau akan Wifo lakukan terhadapnya.

"BRENGSEK!" teriak Ocean dengan suara menggelegar. "GIMANA BISA KAMU LAKUIN HAL SERENDAH ITU, WIFO? SAKIT JIWA KAMU, HAH?"

Wifo menengadah dengan mata terpejam. Ocean tidak pernah memaki Wifo dan sekalinya gadis itu memaki, kata-katanya ternyata bisa sekuat itu memukul telak Wifo.

Sakit jiwa? Begitukah? Dirinya sakit jiwa?

Sialan. Harga diri Wifo ternyata bisa lebih dijatuhkan hanya oleh sederet kalimat yang mampu menjadi pisau ketika diucapkan oleh gadis yang dia cintai.

Dia sakit. Wifo sakit.

Sayang, ego Wifo terlalu tinggi untuk membuatnya mampu mengakui itu. Untuk menyatakan bahwa dirinya sakit dan mungkin butuh bantuan. Karena itulah ucapan Ocean terasa tepat menusuknya. Karena alam bawah sadar Wifo pun sedikitnya pernah mempertanyakan itu. Pertanyaan yang dapat dengan mudah Wifo sangkal sampai Ocean membeberkannya tepat di depan wajah Wifo.

Jadi, mungkinkah selama ini Wifo hanya tidak sanggup menerima kenyataan sehingga memilih untuk berteman saja dengan sakit itu agar bisa menikmatinya?

Ya. Dengan satu senyuman miring terlukis di bibirnya, Wifo akhirnya memeluk sakit itu, memutuskan untuk menciptakan pengalaman menyenangkan dari sakit itu dengan mengubahnya menjadi sumber energi. Energi yang pelan-pelan menarik sesuatu keluar dari bagian terdalam dirinya. Sesuatu yang terasa baru. Sesuatu yang begitu kuat yang Wifo tak akan pernah sadari dia miliki di dalam sana.

Guilty PleasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang