79. Infinity

3.8K 403 300
                                        

I let it fall, my heart
And as it fell, you rose to claim it
It was dark, and I was over
Until you kissed my lips and you saved me
But there's a side to you that I never knew
When I lay with you
I could stay there, close my eyes
Feel you here forever
You and me together, nothing is better
But, I set fire to the rain
And I threw us into the flames
When it fell, something died 'cause I knew that that was the last time!
Let it burn
🎶Set Fire To The Rain🎶

—————————————————————

UP next chapter = 24.000 VOTES buat overall chapters.

-🖤🖤🖤-

Selagi Wifo memasangkan sabuk pengaman di tubuh Ocean, Jihan cepat-cepat melepaskan scarf yang terikat di tasnya. Dia menyodorkan scarf itu pada Vika untuk diberikan ke Wifo.

"Kak Wifo, ini, Kak. Dibalut lukanya pake ini biar ngehambat pendarahannya," kata Vika.

Scarf itu tipis dan mungkin darah Ocean akan langsung merembes di kain itu, tapi tetap lebih baik daripada tidak sama sekali. Maka, Wifo cepat-cepat mengikatkannya pada pergelangan tangan Ocean. Setelahnya, Wifo membelai kepala Ocean.

"Tahan, ya. Aku bawa kamu ke rumah sakit terdekat," kata Wifo, lalu menutup pintu.

Tidak buang-buang waktu, Wifo langsung berlari ke bangku pengendara tanpa menggubris kehadiran Shelby, bahkan abai saat Shelby memanggilnya. Shelby sudah berniat menahan Wifo ketika Lia dan Rena lebih dulu mengapit tangan Shelby.

"Mundur alon-alon bisa, yuk, Mbak," kata Rena seraya menarik mundur Shelby agar mobil Wifo bisa melaju cepat.

Begitu mobil melewatinya, Shelby menatap Rena sinis. "Mbak? Gue bahkan masih keliatan lebih muda dari ABG kayak kalian!"

"Tidak ramah, bintang satu," bisik Jihan.

"Yang sopan, dong!" kata Vika sewot. "Ntar nggak gue tebengin pulang, nih."

Shelby mencebik. Sialan. Bagaimana bisa dia terjebak dengan para remaja menyebalkan ini? Bisa-bisanya dia bahkan tak sadar dirinya hanya diperalat cowok SMA untuk memanas-manasi sang mantan?

Ah, tidak lagi-lagi dia bermain dengan cowok sekolahan. Labil!

♾️🩸♾️

McLaren itu melaju melewati lampu-lampu kota yang menerangi malam dan menerobos keramaian lalu lintas di ibu kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

McLaren itu melaju melewati lampu-lampu kota yang menerangi malam dan menerobos keramaian lalu lintas di ibu kota. Jangan tanyakan lagi bagaimana cara Wifo mengemudikan mobilnya. Dia layaknya orang kesetanan yang melajukan mobil di atas kecepatan rata-rata kendaraan boleh melaju di tengah kota.

Wifo mengabaikan semuanya. Speed trap, klakson kendaraan lainnya, teriakan orang-orang di pinggir jalan yang terganggu oleh bisingnya suara McLaren itu, juga benda-benda di trotoar yang berterbangan ke sekitar—hasil dari mobil yang melaju kencang. Bahkan lampu lalu lintas pun dia terobos setiap ada kesempatan.

Guilty PleasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang