I need more hours with you
'Cause girls like you run 'round with guys like me 'til sundown when I come through
Girls like you love fun, and yeah, me too
What I want when I come through
I need a girl like you
Maybe I know you're the one
🎶 Girls Like You🎶
—————————————————————
Muncullah wahai silence readers. Baca tanpa meninggalkan VOTE itu tidak sopan, okay?-🖤🖤🖤-
"Banget, kan?" sahut Ocean girang. "Ini yang aku tungguin buat ditunjukin ke kamu," katanya. Dia menatap Wifo lekat-lekat. "I hope you feel better now."
Wifo melangkah dan ketika tiba di tepi bukit, persisnya di hadapan Ocean, Wifo menunduk dan menyentuh bibir Ocean dengan bibirnya. Selagi berjinjit dan mengalungkan tangan di leher Wifo, Ocean memberikan akses dengan perlahan-lahan membuka mulutnya. Sunset menjadi saksi bisu saliva yang bertukar tatkala lidah mereka saling menyapa.
Ciuman mereka kali ini terasa lebih lembut, tidak terburu-buru, dan intim. Wifo tidak bermain-main di bagian sensitif tubuh Ocean seperti biasa. Alih-alih menjelajahi tubuh Ocean dengan tangan nakal, Wifo hanya bertahan pada leher dan rahang Ocean.
Sesekali Wifo membelai rahang Ocean dan sesekali dia memijat lembut leher Ocean dengan ibu jarinya saat mereka berciuman. Romantis. Ocean sungguh dibuat terlena dan tenggelam dalam lautan gairah yang dilandaskan oleh kelembutan cinta ini. Ocean takkan pernah merasa cukup oleh sentuhan Wifo.
Ketika matahari sepenuhnya tenggelam, itu menjadi tanda untuk Wifo menarik diri. Bibir Wifo pindah ke tulang pipi Ocean, mengecupnya sekilas sebelum akhirnya menutup sesi itu dengan menyapukan bibir sekali lagi pada bibir Ocean. Lembut sekali. Menjadikan ciuman singkat itu sebagai penutup yang sempurna. Pencuci mulut yang manis dan lezat.
Wajah Ocean merona merah ketika Wifo melepasnya. Wifo memang tahu cara memanjakan hasrat dan tubuh Ocean dengan kelembutan dan kasih sayang, membuat Ocean semakin mendamba.
"Thank you, Baby," kata Wifo. Untuk cara Ocean membuatnya merasa lebih baik.
Ocean tersenyum manis, setidaknya sampai dia teringat sesuatu. Matanya membulat dan secepat itu juga, Ocean berkata, "Oh, ya, Sayang! Aku mau kasih tau kamu sesuatu. Dari tadi aku udah mau bilang, tapi karena kamu lagi nggak baik-baik aja, aku tunda dulu."
Ketika Wifo menunggu, Ocean mengulum senyum penuh rahasia sebelum akhirnya berkata, "Aku lolos GLAMbitions."
Wifo terhenyak untuk sesaat sebelum kerutan di keningnya mengambil alih. "Aku nggak tau kamu daftar GLAMbitions," katanya. "Kenapa nggak bilang?"
"Aku udah mau bilang, sih, tapi terus aku mikir... kenapa bilang dulu saat belum tentu juga aku bakal lulus, apalagi persaingannya ketat banget." Ocean mengedikkan bahu. "Dan aku juga pengen jadiin ini surprise buat kamu, makanya sengaja bilang pas emang udah pasti lolos."
Ketika Wifo bergeming, Ocean bertanya, "Aren't you happy for me?"
Wifo menatap Ocean, lalu menyelipkan untaian rambut Ocean di antara telunjuk dan jari tengahnya. Jarinya bergerak perlahan menuruni rambut Ocean. "Of course," kata Wifo halus. "I'm proud of you."
Ocean tersenyum semringah dan dalam sepersekian detik, dia sudah melompat lagi ke dalam pelukan Wifo. Wifo adalah orang pertama yang dia beritahukan soal ini. Tentu saja dia sangat bahagia mendapat dukungan dari pacarnya ini.
Wifo memeluk Ocean agak terlalu erat. Untuk beberapa detik kemudian, senyumannya lenyap dan sorot matanya menggelap ketika memandang jauh ke jurang di bawah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guilty Pleasure
Storie d'amore(18+) Wifo Álvarez adalah segala yang Ocean Vásquez impikan dalam hidupnya. Pesona yang tak bisa ditolak. Racun yang menjerat bagai magnet. Bahaya tanpa tanda peringatan di dalam lingkaran setan. Ocean menginginkan cinta Wifo. Sayangnya, bukan cin...