52. Too Good To Be True

2.3K 265 419
                                    

You held me so right
You held me so tight
Left me emaciated
Still I'm not one for fadin'
Cause every moment made me feel more alive
Maybe I've been going too deep for too long
Maybe when it's feeling so right it's too wrong
Come take my body and my blood
Cause a touch from you could make a soul right
up
I wanna drown me in your love
When I go too deep I don't wanna rise
🎶Too Deep🎶
                                       
—————————————————————

WARNING!!!
Mature Content & Strong Language

UP next chapter = 70 VOTES buat chapter ini + 5.130 VOTES buat overall chapters.

Lemme know if there's a typo, k?

-🖤🖤🖤-

"Dan mama percaya aja gitu?"

"Lama dia merhatiin foto kamu di HP Mama sebelum dia matiin telpon. Considering I found him in your room, Mama rasa ada yang dia incar dari kamu. Dan seperti yang Mama bilang, dia udah perhitungkan setiap pergerakannya. Mama aja baru dibolehin buka suara di WC kalo udah denger musik mati dan denger suara kamu di rumah. Kalo sebelum itu Mama bikin tindakan, dia ngancem bakal bakar rumah dan pastiin bakal nyakitin kamu," kata Riana.

"Tau begitu, Mama masih mau diem aja? Don't you want to protect me?"

Riana mendelik. "I'm protecting you now, am I not?" tanyanya. "Dengan berbagai sensasi kamu yang menuhin berita entertain saat ini, bukannya langkah yang Mama ambil ini tepat biar kamu nggak semakin diberitakan di media? Bisa-bisa kamu nanti dianggap problematik."

"Ma...," gumam Ocean, hampir kehilangan kata-kata. Bagaimana bisa ibunya sendiri memandangnya problematik?

"Nggak fair banget, sih, Ma? Kenapa jadi point ke aku?" protes Ocean tak terima.

"Karena siapa pun dia, probably hubungannya ke kamu. Entah itu stalker kamu, fans psikopat fanatik, enemy, atau bahkan haters kamu."

Ocean terpekur. Jujur, dia jadi ngeri sendiri mendengar asumsi Riana itu.

"Ini nggak pernah terjadi sebelumnya, Ocean. Tapi, begitu kamu terkenal bersamaan dengan berita-berita kamu belakangan, ini terjadi. Coba pikirkan kaitannya," kata Riana.

Ocean diam seribu bahasa.

"Don't we give him exactly what he wants if we handle it your way?" tanya Riana. "Dan media? Kita kasih aja gitu bahan baru tentang kamu ke media? Bahan yang bukan prestasi?"

Ocean melipat bibirnya.

"Mikir, nggak, imbasnya? Bisa-bisa kamu dikasih title trouble maker karena segitu banyaknya masalah kamu. Orang-orang pun bisa aja anggap masalah kita ini cuma akal-akalan kamu untuk cari sensasi lagi. Nggak malu?"

"Tapi, ini bukan tentang mereka, Ma! Ini tentang keselamatan dan keamanan kita!"

"Itu harusnya kamu pikirkan sebelum terjun ke dunia hiburan," tukas Riana. "Kalo terkenal bisa jamin keamanan, orang-orang terkenal itu nggak akan keluar duit lebih untuk sewa pengamanan ketat." Riana melanjutkan, "Bener, kan, yang Mama takutin dari pilihan kamu? Sekarang kita bahkan nggak bisa bertindak seperti seharusnya karena mempertimbangkan reputasi kamu di mata publik."

Guilty PleasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang