Hatiku hampa
Sepertinya luka menghampirinya
Kau beri rasa yang berbeda
Mungkin kusalah mengartikannya
Yang kurasa cinta
Tetapi hatiku selalu meninggikanmu
Kau buatku terjatuh dan tejatuh lagi
Kau buatku merasakan yang tak terjadi
Kau terangi jiwaku
Kau redupkan lagi
Kau hancurkan hatiku 'tuk melihatmu
🎶'Ku Katakan Dengan Indah🎶
—————————————————————UP next chapter = 65 VOTES buat chapter ini + 3.920 VOTES buat overall chapters.
Target overall chapters bisa dilihat di profil GP dan dipenuhi dengan cara klik bintang di chapters yang belum kalian VOTE, oke?-❤️❤️❤️-
Ocean otomatis mengangkat wajah. "Enggak, Sayang!" bantahnya langsung.
"Gimana bisa gue percaya lagi? Lo sanggup nyimpen rahasia berbulan-bulan dari gue."
"Untuk yang satu itu, aku berani sumpah! Nggak mungkin juga lagian aneh-aneh, Be. Kita di sana ada pengawasnya," kata Ocean meyakinkan.
Ocean maju selangkah lebih dekat pada Wifo. "Be, cuma kamu yang aku mau. Sama Felix, aku cuma nyaman, tapi nggak sedikit pun aku mikir buat lakuin sejauh itu sama dia. Nggak akan aku mau lakuin itu sama siapa pun, kecuali kamu, sekalipun aku nyaman sama Felix."
Wifo diam cukup lama sebelum bertanya, "Lo... libatin perasaan sama orang itu?"
Ocean menggigit bibir sebelum memberanikan diri berkata, "Sesaat, Be. Cuma sesaat."
Wifo buang muka. Dari samping, Ocean bisa melihat rahang tajam Wifo yang mengeras.
"Be, itu nggak penting. Mungkin juga cuma karena kita jauh saat itu, sementara kita udah terbiasa bareng. Aku kesepian dan dia kebetulan cocok buat jadi temen bicara. Aku pun cukup nyaman berbagi sama...."
"Udah, Anjing," maki Wifo tertahan. Giginya mengatup kuat. "Berhenti lo bicara," katanya nyaris menggeram. 'Sakit dengernya, Sialan,' batinnya dalam hati.
Ocean melipat bibirnya, mengunci mulut.
Wifo tertawa sinis meski terdengar miris untuknya sendiri. Dia menatap Ocean. "Lo minta hati gue, tapi ke mana lo bawa hati lo?" tanyanya membuat Ocean tertegun. "Kalo lo nggak siap, nggak seharusnya dari awal lo minta dicintai."
Setitik air mata kembali jatuh ke pipi Ocean. Dia bahkan bisa merasakan nyeri di dadanya. Ocean tak pernah mengira dia bisa sejahat ini pada orang yang dia cintai.
"Now look at me," kata Wifo. "You brought out the very worst of me."
Mendengar itu, Ocean jatuh bersimpuh. Dia menyentuh celana panjang Wifo dan menggenggamnya kuat. "Maaf, Sayang. Maafin aku. Aku mohon, Be, jangan gini. Aku rela lakuin apa pun untuk nebus salahku. Kasih aku kesempatan. Aku bakal berubah, Be."
"Lepasin, Anjing. Ini di sekolah," geram Wifo sambil menebar pandangan ke sekitarnya.
"Aku nggak peduli," kata Ocean di tengah isakannya.
"Gue yang peduli. Lepas!"
Ocean menangis sesenggukan. "Enggak, aku nggak mau. Aku udah kasih semua ke kamu, Be. Nggak bisa kamu tinggalin aku begitu aja."
Ketika mendapati beberapa orang mencuri pandang pada mereka sambil berjalan, Wifo cepat-cepat menarik lengan Ocean. "Berdiri lo."
Ocean menolak dan mencengkeram celana Wifo semakin kuat sebagai bentuk pertahanan agar dia bisa tetap berlutut. "Nggak mau. Aku nggak mau sebelum kamu maafin aku," katanya bersikeras. "Jangan tinggalin aku. Aku belajar, Be. Sumpah, aku belajar banget dari kesalahanku. Nggak akan aku ulangi. Aku cinta mati sama kamu. Nggak mau kehilangan kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Guilty Pleasure
Romance(18+) Wifo Álvarez adalah segala yang Ocean Vásquez impikan dalam hidupnya. Pesona yang tak bisa ditolak. Racun yang menjerat bagai magnet. Bahaya tanpa tanda peringatan di dalam lingkaran setan. Ocean menginginkan cinta Wifo. Sayangnya, bukan cin...