Be gentle with me
I might not be ready
I am learning to love
I am learning to let myself be loved
How did I miss this lesson when I was young?
🎶Talking With Strangers🎶
—————————————————————Aloha! Baru cek last chapter kemarin dan ternyata udah lebih dari target VOTE, padahal belum seminggu. Hey, kalian ke mana aja selama ini, hiks. Kenapa munculnya cuma kalau dikasih target doang, huhu. Jangan ngilang lagi, ya. Ntar aku ikutan ngilang juga!
As always, kalau mau UP tepat waktu (5 hari sekali), yuk, VOTE dulu sebelum baca biar nggak kelupaan.
Cek juga chapters sebelumnya yg kelewatan di-VOTE. Jangan cuma chapter ini aja yg di-VOTE, yang lainnya juga, k? Banyak nih yang cuma VOTE di chapter terakhir atau yang ditargetin aja, huhu.
Untuk yang udah tinggalin jejak, THANK YOU! Seneng banget kalian mau apreasiasi karya ini. Untuk yang udah neror aku biar cepat UP, THANK YOU. Itu juga bentuk semangat buat aku. As a reward, here you go! Aku kasih part yang agak panjangan, ehe.
-🖤🖤🖤-
Dari samping, Ocean bisa melihat rahang Wifo menajam. Ada emosi yang berkelebat dalam diri Wifo begitu Ocean mengajukan pertanyaan itu. Wifo bahkan menolak menatap Ocean hingga Ocean semakin yakin kecurigaannya benar. Ada sesuatu yang Wifo tutupi.
"Kamu sendiri yang ke Amerika," gumam Ocean. Sangat lama dia menunggu, tapi Wifo tak kunjung bicara hingga Ocean berkata lagi, "Be...."
"BISA, NGGAK, SIH, LO BERHENTI NGALIHIN PEMBICARAAN?" bentak Wifo tiba-tiba hingga Ocean terlonjak kaget. Kemarahan mengisi seluruh wajah Wifo ketika Wifo menatap Ocean nyalang.
Ocean tertunduk. "M-m-maaf, Sayang," katanya takut-takut. "Aku cuma... aku ngerasa nggak cukup tau tentang kamu dibanding kamu tau tentang aku."
"Nggak perlu juga lo tau. Yang jelas, gue nggak bikin salah. Nggak ganjen kayak lo!"
"Ya, kan, nggak ada bukti," gumam Ocean.
"NGGAK ADA BUKTI LO BILANG?" tanya Wifo murka. Berani-beraninya gadis ini mencurigai Wifo saat dialah yang tengah berbuat salah?
Ocean semakin tertunduk. Dia bahkan bergeser semakin rapat ke pintu, berjaga-jaga kalau-kalau amarah Wifo semakin meledak dan Wifo mulai bersikap kasar lagi. Rasanya Ocean ingin menampar mulutnya sendiri yang tidak bisa direm ini. Ujung-ujungnya dia sendiri yang kerepotan.
"Apa yang bikin gue pantes dicurigain sebelum lo berani nuntut bukti, hah?" tanya Wifo keras. "Pernah emang lo liat gue flirt sana-sini?"
Ocean memicing, semakin tak berani menjawab karena dia sadar memang tidak pernah. Wajar saja jika Wifo tersinggung mendengar pertanyaannya.
"Satu-satunya gue pernah tidur sama cewek itu juga cuma sama lo, Sialan," sahut Wifo.
Ocean tertegun. Melupakan ketakutannya, Ocean bahkan sudah mengangkat wajah dan menatap Wifo dengan mata melebar. Terkejut. Apa dia tidak salah dengar?

KAMU SEDANG MEMBACA
Guilty Pleasure
Romance(18+) Wifo Álvarez adalah segala yang Ocean Vásquez impikan dalam hidupnya. Pesona yang tak bisa ditolak. Racun yang menjerat bagai magnet. Bahaya tanpa tanda peringatan di dalam lingkaran setan. Ocean menginginkan cinta Wifo. Sayangnya, bukan cin...