All along it was a fever
A cold sweat hot headed believer
I threw my hands in the air said show me something
She said if you dare come a little closer
Not really sure how to feel about it
Something in the way you move makes me feel like I can't live without you
It takes me out the way
I want you to stay
🎶 Stay🎶
—————————————————————VOTE ajalah cepat, Siders. Aku udah rajin UP, nih. Mana apresiasinya? Huhu.
-🖤🖤🖤-
Ocean tersenyum membaca sederet pesan yang baru saja masuk ke ponselnya. Benar juga. Ocean sendiri tak bisa membayangkan bagaimana Zavy bisa melindungi Wifo dengan tubuhnya yang agak kurus dan ototnya yang pas-pasan. 178 cm tinggi tubuh Zavy bahkan tak cukup jika dijadikan perisai untuk menutupi tubuh Wifo.
Namun, entah kenapa Ocean butuh jawaban 'iya' dari Zavy karena dia mengkhawatirkan Wifo mengingat dia meninggalkan Wifo dalam keadaan tidak baik-baik saja. Cowok itu mengabaikannya. Antara Wifo kecewa atau marah. Dan Ocean tak bisa tenang tanpa tahu bahwa semuanya akan baik-baik saja sampai dia kembali nanti.
Ocean menghela napas lega. Ocean punya orang dalam, kan? Zavy pasti akan menepati janji, setakut apa pun Zavy pada abangnya itu. Ocean harus bisa menikmati perjalanan ini.
♾🩸♾
Tiga kali, lima kali, sepuluh kali, lima belas kali, dua puluh kali. Tidak ada lemparan tepat yang dilakukan Wifo. Wifo bisa melihat kekecewaan di wajah teman-temannya, tapi dia kelewat lelah untuk memikirkannya.
Wifo tidak tidur semalam suntuk. Bukan sengaja. Memang tidak bisa. Dia mati-matian mencoba, tapi semakin dia mencoba, semakin dia stress sendiri karena pikirannya justru bekerja lebih cepat dari seharusnya. Belum lagi jantungnya yang berdebar-debar, keringat yang mengucur deras dari pelipisnya saat dia bahkan tak merasa kepanasan di ruangan dengan suhu AC rendah.... Ah, semuanya benar-benar mengacaukan suasana hatinya seharian ini.
Ocean. Gadis itu tak pernah lepas dari pikirannya barang sedetik. Ocean menempel terlalu lekat, membuatnya menghabiskan waktu dengan berbagai pikiran yang menyiksa jiwanya. Seharusnya Ocean sudah sampai di Bali pagi tadi, tapi Ocean tak kunjung menghubungi Wifo demi memberi kabar dan gengsi menahan Wifo untuk menghubungi Ocean lebih dulu.
Wifo berjalan ketika tiba saatnya berganti pemain. Cowok itu membuka topi dan menyibakkan rambutnya, sedikit menjambaknya sebagai upaya melampiaskan kekesalannya.
"Lo kenapa, Man?" tanya Nicky. "Baru kali ini gue liat lo kacau banget mainnya."
Wifo tak menghiraukan. Dia duduk di bangku pinggir lapangan. Kedua siku dia tekuk di atas kedua paha yang membuka selagi dia memandang tajam ke lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guilty Pleasure
Romance(18+) Wifo Álvarez adalah segala yang Ocean Vásquez impikan dalam hidupnya. Pesona yang tak bisa ditolak. Racun yang menjerat bagai magnet. Bahaya tanpa tanda peringatan di dalam lingkaran setan. Ocean menginginkan cinta Wifo. Sayangnya, bukan cin...