45. Toxic

4K 334 724
                                        

Ooh baby, don't you know I suffer
Ooh baby, can you hear me moan?
You caught me under false pretenses
How long before you let me go?
I thought I was a fool for no one
Ooh, Baby, I'm a fool for you
You're the queen of the superficial
And how long before you tell the truth?
Glaciers melting in the dead of night
And the superstar's sucked into the... (Ooh, you set my soul) supermassive black hole
🎶Supermassive Black Hole🎶
                                       
—————————————————————

UP next chapter = 60-65 VOTES buat chapter ini + 3.670 VOTES buat overall chapters.
Boleh yaa kasih bintang di chapters yang belum di-VOTE? Hadiahnya nih aku udah UP sebelum 5 hari, lho, ehe.

-🖤🖤🖤-

Mata Vika otomatis membulat. "Kak Reno!" pekiknya membuat Reno tertawa.

"Alah, kamu juga mau, kan?" tanya Reno sambil mengangkat-angkat alisnya.

Vika tidak menjawab, tapi senyuman malu-malu yang tercetak di wajahnya sudah cukup untuk membuat Wifo meliriknya tajam.

"Eh, nggak dijawab. Beneran mau?" tanya Reno. "Mauan sama Wifo ketimbang aku?

"Apaan, sih, Kak Renooo," kata Vika melas. Tubuhnya sesekali bergerak melekuk. Jarinya terus-terusan memilin rambutnya dan sesekali dia juga menggigit bibirnya malu-malu, terutama ketika dia bisa merasakan tatapan Wifo yang tak lepas sedetik pun darinya.

"Nah, kan. Masih nggak dijawab," kata Reno.

Vika masih bertahan bungkam.

"Wah, bener-bener, ya!" kata Reno nyaris kehilangan akal. "Heh! Ini punya Ocean!" sahutnya, terutama ketika melihat bagaimana Vika sebentar-sebentar mencuri pandang pada Wifo.

"Ya, aku nggak bilang apa-apa, lho, Kak," kata Vika, tapi dia masih saja melirik Wifo yang terus menatapnya sambil menyesap soda.

"Ya, terus kenapa lama banget jawabnya? Kayak susah banget gitu," kata Reno sewot. "Awas kamu, ya!" ancamnya. Dia jadi kesal sendiri hingga melepaskan rangkulannya pada Wifo.

"Ocean mana?" tanya Reno selanjutnya.

Vika memutar bola mata. "Yee, kirain apa."

"Tolonglah. Kamu nggak liat muka ganteng temenku jadi kusut kayak belum disetrika gini karena nggak liat ceweknya dari pagi?" tanya Reno.

Wifo mendengus seraya menurunkan kaleng soda dari mulutnya. Dia mengalihkan tatapan ke lapangan.

"Bandel, sih. Coba pilihnya Vika aja, ya, nggak? Dijamin bakal dibikin happy terus. Ya, nggak, Vik?" goda Reno lagi membuat Vika kini menatap Wifo penuh arti.

Ketika merasakan tatapan Vika yang melekat padanya, Wifo kembali melirik Vika. Gadis itu tersenyum sambil mengangkat alis sekilas ketika berkata, "Who knows kalo belum pernah coba?"

Agaknya Vika tak terganggu dengan tatapan Wifo yang menggelap. Dia justru fokus pada bibir Wifo yang pelan-pelan menyunggingkan seulas senyum untuk pertama kalinya sejak tadi. Tipis saja, bahkan terkesan seperti seringai miring. Namun, alih-alih menyeramkan, Vika justru menganggap senyuman bak perompak itu menawan.

"Yeee, bahkan kalo kamu makan temen, Wifo nggak akan makan temen. Ya, nggak, Bro?" kata Reno lagi sambil kembali merangkul Wifo.

"Wah, nggak jamin," sahut Wifo, lalu menyesap sodanya lagi.

Guilty PleasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang