Sometimes I hate every single stupid word you say
Sometimes I wanna slap you in your whole face
There's no one quite like you
You push all my buttons down
I know life would suck without you
Just once try to wrap your little brain around my feelings
Just once please try not to be so mean
At the same time, I wanna hug you
You're an asshole, but I love you
And you make me so mad I ask myself
Why I'm still here or where could I go?
You're the only love I've ever known
But I hate you, I really hate you so much
It must be true love
And no one else can break my heart like you
Without you I'm incomplete
🎶True Love🎶
—————————————————————Spam comments, yah!
Oh, and correct me if there's a typo. Thank you!-🖤🖤🖤-
Tak seorang pun dari teman-teman Ocean mengira Ocean akan menanggapi serius candaan bodoh mereka, apalagi Ocean bukan tipe orang yang mudah tersinggung dan marah. Ocean sendiri biasanya juga senang bercanda nyeleneh. Terang saja mereka semua terkejut saat candaan Rena ditanggapi sedingin itu oleh Ocean. Suasana pun seketika berubah canggung.
"Gue... cuma becanda, Ce," kata Rena pelan-pelan.
"Ya, maksud lo apa becanda kayak gitu? Lo pikir itu lucu?" sergah Ocean sengit.
Melihat keadaan mulai memanas, Vika pun cepat-cepat mengambil alih. "Rena nggak maksud gimana-gimana, kok, Ce. Ambil positifnya aja, ya. Maksudnya, tuh, biar lo jangan gampang sia-siain kesempatan buat nyelamatin hubungan lo. Lo mesti jaga hubungan lo biar nggak kandas begitu aja. Jangan dikit-dikit atau bentar-bentar putus karena lo nggak pernah tau apa yang bisa terjadi saat kalian putus yang malah memungkinkan kalian buat nggak bisa balik lagi," tutur Vika.
Ketika tatapan tajam Ocean pindah ke Vika, Vika langsung menambahkan, "Bukan mesti jadi kayak yang Rena bilang juga, Ce. Itu cuma perumpamaan. Nggak mungkin juga gue sama kak Wifo."
"Iya, Ce, maksud gue, kan, cuma...." Dan ucapan Rena sontak terhenti ketika Vika yang duduk di sampingnya menyenggol lututnya. Vika juga tampak memperingati Rena dari sudut matanya. Rena pun akhirnya menutup mulutnya.
"Becanda dia," kata Lia, berusaha mencairkan suasana ketika mulai memahami maksud Rena.
Ini sebenarnya antara Rena sedang menyindir Vika atau ingin mengompori Ocean. Yang jelas, itu ada hubungannya dengan apa yang Lia dan yang lainnya saksikan waktu itu. Sewaktu Wifo memegang tangan Vika di lapangan baseball.
"Gue nggak putus sama Wifo, oke?" Ocean menegaskan agar teman-temannya ini tak berpikir siapa pun itu punya kesempatan. Dia teringat ucapan Wifo dan mulai sekarang, dia tak akan percaya siapa pun selain Wifo. Siapa pun bisa jadi musuh dan pengkhianat.
"Kita cuma berantem. Itu biasa dalam hubungan. Nggak serta-merta kita bakal pisah cuma karena hal sepele," timpal Ocean.
"Oke, Ce, bagus kalo gitu," tukas Vika sambil tersenyum hangat, setidaknya sampai tatapannya beralih pada sosok yang berjalan semakin dekat ke arah meja mereka.
Bukan Vika saja yang melihat. Rena dan Jihan yang duduk sebaris dengan Vika juga ikut menengadah. Ocean baru saja ingin bertanya ada apa dengan mereka ketika Ocean merasakan satu telapak tangan mendarat di mejanya, sedikit mengetuk meja seolah ingin memastikan Ocean mendengar.
Ocean menatap tangan berwarna pucat yang dihiasi berbagai cincin dari brand Gucci hingga Cartier di beberapa jarinya. Hanya melihat itu tanpa mengangkat wajah pun Ocean sudah tahu siapa yang berdiri di sampingnya ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Guilty Pleasure
Romance(18+) Wifo Álvarez adalah segala yang Ocean Vásquez impikan dalam hidupnya. Pesona yang tak bisa ditolak. Racun yang menjerat bagai magnet. Bahaya tanpa tanda peringatan di dalam lingkaran setan. Ocean menginginkan cinta Wifo. Sayangnya, bukan cin...