11. Sedative

4.7K 456 1K
                                        

If your soul is aching love, I will comfort you for sure
If we're caught in a wave, I will carry you over
When my head goes in different directions, you know my heart's never on the move
And in the dark times you don't have to question if I'm a hundred with you
You could put an ocean between our love
It won't keep us apart
You could build a wall, I would run it up
Just to get to your heart
🎶 Ocean🎶
                                       
————————————————————
Thank you buat yang udah menghargai karya ini dengan cara memberikan VOTE.

-🖤🖤🖤-

"Judi?" tanya Wifo. Dia terlihat berpikir sesaat. "How come I didn't know about this?"

"I never tell that to anyone. If you knew, you knew," kata Ocean dan ketika melihat sebelah alis Wifo terangkat, Ocean tahu Wifo ingin penjelasan. Maka, Ocean melanjutkan, "I didn't even know why I told you. It's embarrassing, terutama untuk dibilang ke cowok yang aku puja banget."

Wifo tersenyum kecil. Tangannya masih mengelus lengan Ocean. Sikapnya tak menunjukkan perubahan apa pun seolah latar belakang Ocean yang baru diketahuinya itu tak menjadi masalah untuknya.

"Sebisa mungkin aku nyembunyiin soal ini dari siapa pun, but on the other hand, aku pengen kamu kenal aku lebih dalam, juga gimana keluargaku. Aku nggak pengen kamu kecewa kalo nanti taunya bukan dari aku," kata Ocean. "Kamu bikin aku ngerasa nyaman and somehow, I feel like I can talk to you and fantasize that it doesn't change the way you look at me."

"It doesn't," jawab Wifo.

Ocean terhenyak.

"You can always talk everything to me, Baby." Wifo menyelipkan sejumput rambut panjang Ocean ke balik telinga, lalu mengelus rambut itu lembut. "Aku nggak suka liat kamu sedih. And I hate it when something bothers you."

Ocean terenyuh. Ah, sungguh. Ocean tak pernah merasa senyaman ini dalam hidupnya, apalagi jika dia membahas sesuatu yang untuknya pribadi sangat memalukan. Tapi, cara Wifo mendengarkannya, menanggapinya, dan memperlakukannya membuat Ocean terharu.

Wifo terasa seperti obat penenang untuk Ocean. Efek yang cowok itu timbulkan di diri Ocean benar-benar besar hingga Ocean merasa bahwa dia baik-baik saja. Hidupnya baik-baik saja. Dunia ini baik-baik saja. Selama Ocean bersama Wifo, Ocean aman.

Perasaan itulah yang selalu Ocean cari. Wifo ini tipikal cowok yang sangat melindunginya. Karena itulah Ocean begitu nyaman berbagi apa pun pada Wifo.

Ocean mengulas suatu senyuman. "It doesn't bother me anymore," kata Ocean. Dia mengangkat bahunya. "I never went here anymore. Aku rasa itu karena semenjak sama kamu, kamu bikin aku ngerasa luar biasa bahagia sampe aku lupa sama segala masalahku."

"For real?" tanya Wifo.

Ocean mengangguk. "For real," tegasnya. "Aku nggak bener-bener dapat figur seorang ayah. Kayak nggak ada bedanya punya ayah atau enggak. Dia nggak pernah berperan sebagai ayah untukku."

Ocean menatap Wifo tepat di mata. "And then you came into my life. Ada sesuatu tentang kamu yang ngisi ruang kosong di hatiku," ujarnya. "Kasih sayang, perhatian, perlindungan... semua yang nggak aku dapatkan dari papa... justru aku dapatkan dari pasanganku."

Wifo terhenyak. Dia bahkan tak sadar dirinya bisa membuat Ocean merasa begitu.

"Cara kamu ngebimbing aku dalam berbagai hal dan gimana kamu manjain aku, nggak sekali pun aku temukan semua itu dalam cara papa atau laki-laki mana pun memperlakukan aku. Untuk itu, kebahagiaan yang aku rasain berhasil nutupin tiap kesedihanku," tutur Ocean. Jemarinya menyentuh pipi Wifo. "You make me feel a lot better."

Guilty PleasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang