Ya, picked your poison, Boy, ain't nothing left to choose
Now you can't get enough
Intoxicated, can't recover
Seductive eyes, I'll keep you close
Pressed to these lips
Kiss, I won't tell
Please you like no other
Be the best you ever tasted
Gon' stay on your mind
Come back every time
Baby, I'ma keep you cravin'
🎶Cravin'🎶
—————————————————————WARNING!!!
Mature Content & Strong LanguageP.S. :
Bagi yang merasa belum cukup dewasa secara usia & mental (not strong enough to read sexual content), boleh SKIP ke part selanjutnya aja, okay?
Adegan di bawah tidak untuk ditiru. Be wise!-🖤🖤🖤-
"5 menit," kata Wifo.
Kening Ocean berkerut bingung.
Wifo membuang pandangannya melewati jendela depan mobil. "Gue mau lo kabarin gue tiap 5 menit. Lo lagi ngapain, sama siapa. Jangan telat dan jangan sampe lo ngilang lebih dari 5 menit."
"T-tapi, Be..., aku, kan, nggak mungkin tiap saat megang iPhone?" tanya Ocean. "Kamu, kan, tinggal tanya aja, Be, kalo curiga. Aku pasti bakal balas, kok. Nggak harus tiap 5 menit, kan?"
"Lo pikir gue punya waktu juga megang gadget terus—apalagi buat nanya pertanyaan yang sama tiap 5 menit?" sergah Wifo membuat Ocean bungkam.
Sudah cukup Wifo merasa seperti orang tolol yang tak bisa lepas dari ponsel selama Ocean di Bali. Wifo tak perlu menyiksa diri lebih jauh lagi dengan bertanya setiap kali dia curiga, lalu menunggu sampai gadis itu membalas dan memberi kabar. Dulu sudah pernah Wifo lakukan, kan? Sekarang Wifo ingin tenang. Juga ingin memastikan Ocean ada setiap waktu tanpa dia perlu mencari lebih dulu.
"Tapi, Be..., kenapa harus 5 menit sekali? Emang kegiatanku berubah-ubah secepat itu?" tanya Ocean santai demi menyembunyikan rasa keberatannya. Ayolah, selama di kelas saja tak ada yang terjadi selain belajar dalam jangka waktu 30 menit, kan?
"Kalo gue percaya sama lo juga nggak perlu gitu," sahut Wifo. "Sayangnya, kepercayaan gue udah lo rusak, as well as commitment." Wifo lalu melirik Ocean sinis. "Lo minta komitmen, giliran gue komit, lo nggak sanggup. Ya, sekarang buktiinlah komitmen lo. 5 minutes is just a head start."
Ocean menarik napas panjang. "Iya, deh, Sayang. Aku akan buktiin ke kamu kalo aku bisa balikin kepercayaan kamu," kata Ocean akhirnya. "Itu aja aturan barunya?" tanya Ocean, berusaha tetap terdengar ceria untuk membuktikan dia tulus menerima aturan Wifo itu.
"That's a first," kata Wifo dan ketika Ocean tampak bersedia menunggu, Wifo melanjutkan, "Make yourself available anytime for a phone call or video call, terutama saat lo pergi tanpa gue."
Ocean berpikir sejenak sebelum mengajukan pertanyaan, "Kalo lagi latian dance?"
"Ya, makanya gue bilang telpon. Lo nggak bisa pegang iPhone buat nge-chat gue, ya, telponan aja sepanjang lo latian, atau pas perform, atau pas ujian di sekolah. Liat ntar gimana kondisinya. Gue yang nentuin cukup telpon aja atau perlu VC," kata Wifo.
Meski masih terdengar sulit untuk dijalani, tapi Ocean bisa sedikit bersyukur karena Wifo ternyata sudah memikirkan alternatif jika ada kondisi tertentu dimana memang tidak memungkinkan untuk memegang ponsel. Dengan menelepon, setidaknya Ocean bisa membiarkan ponselnya terletak di dekatnya asalkan sambungan telepon tetap aktif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guilty Pleasure
Romance(18+) Wifo Álvarez adalah segala yang Ocean Vásquez impikan dalam hidupnya. Pesona yang tak bisa ditolak. Racun yang menjerat bagai magnet. Bahaya tanpa tanda peringatan di dalam lingkaran setan. Ocean menginginkan cinta Wifo. Sayangnya, bukan cin...