8. Convoy

4.9K 411 1.7K
                                    

Do it
🎶 Hex🎶
                                       
—————————————————————
WARNING!!!
Mature Content & Strong Language

P.S. :
Bagi yang merasa belum cukup dewasa secara usia & mental (not strong enough to read sexual content), boleh SKIP ke part selanjutnya aja, okay? Part ini ngeri-ngeri gimana gitu, LOL. Tidak untuk ditiru, oke?
Be wise!
Or again... I call your daddy now!

-🖤🖤🖤-

​Sekali lagi, Zavy berbalik sebelum benar-benar keluar dari stadion. Seiring gerakannya, dia berharap menemukan Ocean masih memandangnya, hanya untuk menyadari bahwa itu harapan bodoh.

Boro-boro melirik Zavy, Ocean bahkan sudah kembali tertawa-tawa dengan Wifo dan teman-temannya. Lagi-lagi, Zavy terpaksa menekan perasaannya sendiri.

Tak pernah sekali pun terlintas di benak Zavy bahwa keputusannya untuk melibatkan Wifo malam itu adalah keputusan paling buruk yang pernah diambilnya. Karena keputusan itulah, dia membawa Wifo masuk ke dunia yang dia kira hanya tercipta untuknya dan Ocean.

Malam itu, tanpa Zavy sadari, dia dipaksa untuk merelakan Ocean kepada Wifo karena sejak malam itu, Ocean dan Wifo tak lagi terpisahkan. Hal yang paling Zavy sesali adalah tak mampu berbuat apa-apa untuk gadis yang disayanginya. Seandainya saja saat itu Zavy memilih maju sendirian, mungkin Zavy-lah yang sekarang berada di posisi Wifo.

Sekarang... dia sudah terlambat.

♾🩸♾

"Be, aku lanjut makan sama temen-temen, ya," kata Ocean.

Sambil melepaskan glove, Wifo melirik sekilas ke arah Vika dan squad-nya yang sudah menunggu Ocean di dekat pintu keluar stadion. Wifo kembali menatap Ocean. "Kamu balik sama aku," katanya. Singkat, padat, jelas. Membuat Ocean tanpa sadar menelan ludah.

"Tapi, aku udah janjian sama mereka, Be," kata Ocean melas. "Aku laper juga."

Bukannya Ocean tidak mau pulang dengan Wifo. Masalahnya, setiap selesai bertanding, Wifo pasti ngumpul dulu dengan teman-teman yang datang mendukung Wild Wolves dan Ocean hanya akan menunggu sendirian di mobil dengan perut keroncongan menahan lapar.

Ketika Wifo selesai dengan urusannya, tanpa mengajak Ocean makan dulu, Wifo biasanya langsung saja mengantar Ocean pulang dengan alasan lelah. Jadi, Ocean pikir tidak ada salahnya jika kali ini dia pulang dengan teman-temannya sekalian makan dengan mereka. Dia juga jadi tidak perlu merepotkan Wifo, bukan? Siapa yang tahu Wifo kembali menunjukkan perubahan hari ini?

"Oke, kita makan," kata Wifo sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.

Teringat teman-temannya sudah sering menyindir Ocean karena tak punya waktu lagi untuk mereka sejak berpacaran dengan Wifo, rasanya tidak pantas Ocean membatalkan acaranya dengan mereka begitu saja. Maka, Ocean pun berkata "Tapi, aku nggak enak sama temen-temenku...."

"Cea," sela Wifo bersamaan dengan tatapan tajam yang Wifo hujamkan pada Ocean, serta-merta membuat Ocean melipat bibirnya. "Mau aku yang ngomong ke mereka?"

Ocean cepat-cepat menggeleng. "Aku bisa, kok, Be," katanya yang dijawab Wifo dengan sekali anggukan.

Ocean masih menunggu, siapa tahu Wifo berubah pikiran, tapi Wifo justru menatapnya seolah bertanya, 'Tunggu apa lagi?' hingga Ocean pun akhirnya menemui Vika.

Guilty PleasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang