Destiny : 03

5.6K 408 51
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Pagi ini Najwa terlihat sangat berantakan, ia mengunci diri di kamar mandi. Najwa duduk dan terus menangis dibawah guyuran shower.

"Ya Allah, gimana kalo kak Hanan tau. Gimana kalo mama tau.. hiks.." Najwa merutuki kebodohannya semalam. Ia benar-benar bodoh, tak seharusnya ia pergi malam-malam sendirian.

"Hikss..... Aku benci.. aku benar-benar benci" ucap Najwa emosi dan membenturkan kepalanya ke tembok.

Sedangkan diluar Hanan terus menekan bel di pintu apartemen Najwa. Sudah lama ia menunggu tapi Najwa tak kunjung keluar. Hanan berpikir Najwa masih tidur karena kelelahan. Maka dari itu, ia langsung kembali ke kamarnya.

Najwa yang merasa sudah kedinginan langsung mandi dan keluar kamar. Pagi ini ia hanya membuat mie instan sebagai menu sarapannya. Najwa sangat takut bertemu dengan Hanan.

"Ya Allah gimana ini.. Aku kotor, aku hina.. hikss.. Aku benci diriku sendiri.. aku bencii" ucap Najwa mulai menangis lagi.

**

Sedangkan dikantor Alvarez seperti ada yang janggal dengan dirinya. Ia seperti telah melakukan sesuatu dengan seseorang semalam tapi siapa?

"Arghhhh... Apaan sih, aneh bgt gue hari ini" ucap Al sambil menjambak rambutnya.

Pagi ini Al tidak fokus sama sekali dengan pekerjaannya. Ia merasa bosan sekali harus selalu berkutat dengan laptop.

Sedangkan di apartemen Najwa menatap nanar dirinya dipantulan cermin. Tak ada yang bisa dibanggakan lagi dari dirinya. Kesucian itu telah ternoda, kehormatan yang selama ini Najwa jaga sudah hilang.

Tiba-tiba bel apartemen Najwa berbunyi, Najwa menegang seketika. Ia tau pasti itu Hanan. Najwa beringsut mundur dan duduk dipojok ruangan. Ia tak berani membuka pintu dan bertemu dengan Hanan.

Tak lama handphone Najwa berdering, ia melirik sekilas layar handphonenya itu. Nama "Kak Hanan" tertera di layar handphonenya.

"Hikss.. Ya Allah aku takut" lirih Najwa, tapi ia bisa terus berdiam diri dikamar. Dengan keberaniannya Najwa langsung membuka pintu dan keluar.

"Astaga Najwa, aku kira kamu kenapa" ucap Hanan dengan muka khawatir.

"Aku ngga papa kok kak, emm.. aku mau istirahat aja yaa, maaf" ucap Najwa buru-buru ingin menutup pintu.

"Naa.." ucap Hanan sambil menahan pintu yang akan Najwa tutup.

"Apa sih?!" Tanya Najwa dengan nada meninggi.

"Are you okay? Mata kamu kok gitu, kamu abis nangis?" Tanya Hanan bingung.

"Aku capek, pengen sendiri!" Ucap Najwa kemudian menutup pintu dengan kencang.

Najwa beringsut duduk dibelakang pintu, ia kembali menangis sejadi-jadinya. Najwa menatap cincin pertunangannya, Najwa merasa tak pantas dengan Hanan.

**

Beberapa bulan kemudian
Setelah kejadian kelam itu hubungan Najwa dan Hanan kian memburuk. Najwa tak lagi bersikap romantis dengan tunangannya itu. Bahkan jika diajak dinner, Najwa lebih sering menolak. Pagi ini Najwa merasa dirinya kurang sehat. Ia sangat pusing dan perutnya seperti diaduk-aduk.

DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang