Destiny : 48

6.2K 696 196
                                    

   بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

    Sampai 3 hari berlalu Najwa tetap saja belum sadar dan masih terbaring di ICU. Al Seperti kehilangan semangat hidupnya sekarang. Putranya kini sudah dikeluarkan dari inkubator, Al menatap wajah putra kecilnya itu.

Al tersenyum dan mengelus pipi halus bayi kecil itu.

"Alvaren Marvelino Buana Putra" ucap Al sambil tersenyum.

Alvaren berarti pemimpin, pekerja keras.

Marvelino dalam bahasa Perancis artinya mengagumi, membayangkan dapat diartikan juga berani, pekerja keras, dan cerdas.

Putra dalam bahasa Indonesia artinya anak laki-laki.

Buana adalah marga keluarga Alvarez.

Al sangatlah bersyukur putranya kini bisa terbebas dari inkubator. Namun ia masih belum tenang jika Najwa belum membuka matanya. Al lalu keluar dan menemui mama Sera yang setia menunggu Najwa didepan ICU.

"Al, gimana udah kamu kasih nama?" Tanya mama Sera.

"Udah maa" balas Al sambil tersenyum tipis.

"Siapa?" Tanya mama Sera

"Alvaren Marvelino Buana Putra" ucap Al.

"Bagus namanya sayang" ucap mama Sera sambil memeluk Alvarez.

Tak lama mama Sarah dan Farah datang, pagi tadi Al mengabarkan kondisi Najwa. Dan mama Sarah langsung terbang dari Jogja.

"Assalamu'alaikum" ucap mama Sarah
"Wa'alaikumussalam, Bu Sarah" sapa mama Sera sambil cipika-cipiki dengan besannya itu.

"Bu..hikss.. gimana keadaan Najwa?" Tanya mama Sarah.

"Masih belum sadar Bu" ucap mama Sera.

"Tante" sapa Farah sambil menyalami mama Sera.

"Iya" balas mama Sera sambil tersenyum.

"Al, gimana bayinya? Sehat? Udah keluar dari inkubator?" Tanya mama Sarah.

"Alhamdulillah udah maa, sekarang ada di ruangan itu" ucap Al sambil menunjuk sebuah ruangan bayi.

"Mama kesana yaa" ucap mama Sarah
Al mengangguk, mama Sarah dan Farah langsung pergi kesana. Mama Sarah dan Farah pun masuk. Netranya menemukan bayi dengan tulisan 'Ny. Najwa Almahyra'. Mama Sarah dan Farah pun mendekat. Menatap bayi mungil itu.

"Tampan sekali Far" lirih mama Sarah.

"Iya maa, mirip mba Najwa" ucap Farah.

"Sus boleh saya menggendong bayi ini?" Tanya mama Sarah pada suster yang berjaga disana.

"Boleh Bu silahkan" ucap suster itu.
Mama Sarah lalu menggendong cucunya itu, mencium sekilas pipi gembul bayi itu.

"Kamu lucu sekali sayang" lirih mama Sarah dengan air mata yang mulai menetes.

"Maa hidungnya mirip seperti Tante Sera" ucap Farah gemas.

DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang