بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Bukan demi bulan telah Najwa lalui, kini usia kandungannya sudah masuk 8 bulan. Perutnya semakin membuncit dan menyebabkan ia cepat lelah saat melakukan beberapa kegiatan. Selain itu, kini Al dan Diana juga semakin dekat, Diana sering mengirim Alvarez makan siang. Al juga belum memberi tau Diana kalau ia sudah memiliki istri. Tapi sejauh ini Al hanya berharap Diana sebagai teman, tak lebih.
"Naa, saya berangkat yaa" ucap Al saat melihat Najwa tengah berjalan-jalan di halaman rumah.
"Ohh iya mas, hati-hati yaa. Semangat kerjanya sayang" ucap Najwa sambil tersenyum.
"Iya, nak papa kerja yaa. Kamu baik-baik sama mama" ucap Al sambil mengecup sekilas perut Najwa yang sudah besar.
Setelah itu Najwa langsung menyalami Alvarez, dan dibalas dengan kecupan di keningnya oleh Al. Tak lama kemudian mobil Mercy Alvarez sudah meninggalkan halaman rumah.
Karena matahari sudah terik, Najwa langsung masuk. Ia hanya dirumah sendirian karena mama Sera, Mira, Alana ke sekolah sedangkan Bik Lasmi pergi berbelanja. Najwa hanya menghabiskan waktunya dengan menonton tv dan kadangkala membaca buku tentang merawat bayi.
Jam menunjukkan pukul 10:00 Bik Lasmi baru saja pulang dari berbelanja. Tiba-tiba Ujang masuk dengan membawa sebuah kotak kecil.
"Bu Najwa, ini ada paket buat ibu" ucap Ujang
"Paket? Saya ngga beli apa-apa tuh" ucap Najwa bingung
"Lah tadi kata si kurir buat Bu Najwa Almahyra" ucap Ujang
"Emm yaudah sini, Makasih yaa" ucap Najwa
"Sama-sama Bu, kalau begitu Ujang balik ke pos" ucap Ujang dan diangguki Najwa.
Setelah Ujang pergi Najwa langsung membuka kotak kecil itu. Matanya terbelalak melihat isi kotak itu. Najwa mengambil lembaran foto dari kotak itu. Foto suaminya sedang berpelukan mesra dengan seorang wanita, foto Alvarez menggendong seorang wanita memasuki apartemen, foto Al menikmati makan siang yang jelas-jelas bukan ia yang mengirim.
Najwa mengernyitkan keningnya, ia mencoba mengingat-ingat baju yang dipakai Al. Yaa, baju yang waktu itu sempat Najwa curigai. Baju yang Al pakai saat pulang larut malam, dan tercium bau parfum wanita. Najwa mulai meneteskan air matanya, ia harus meminta penjelasan dengan semua foto yang ia lihat ini. Najwa pun langsung mengambil tasnya dan berangkat ke kantor Al dengan diantar supir.
"Pak anter saya ke kantor Mas Alvarez yaa" ucap Najwa dengan suara bergetar.
"B-baik Bu" balas pak Danu, selaku supir Najwa.
Mobil Alphard hadiah dari Alvarez kini telah melaju meninggalkan area kompleks Perumahan Bumi Permai. Najwa melihat satu persatu foto dikotak itu. Ia mengatur nafasnya karena sedikit sesak apalagi dengan kondisinya yang hamil tua.
"Tega kamu mas, tega kamu khianati aku. Kamu ingkari janji kamu" batin Najwa dengan air mata yang terus mengalir deras.
Sedangkan di kantor Buana Investama kini dua orang tengah cek-cok disebuah ruangan.
"JANGAN FITNAH SAYA!” bentak Al ke wanita yang berdiri didepannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [END]
RomanceThe Story Of Alvarez & Najwa Mengisahkan Tentang Seorang Pria Yang Telah Meruntuhkan Hidup Seorang Gadis. Gadis Yang Baru Saja Bertunangan Dengan Laki-laki Pujaannya Harus Menerima Kenyataan Pahit. Dengan Sebuah Takdir Yang Sangat Ia Benci. Karena O...