Destiny : 82

4.1K 710 141
                                    

   بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

     few years later

Pagi ini disebuah rumah mewah berlantai dua tengah terjadi keributan kecil antara papa dan putra laki-laki. Alvarez dan Najwa memiliki 3 orang buah hati. Alana yang sekarang berusia 14 tahun, Alvaren yang berusia 10 tahun dan si bungsu Gavin yang berusia 8 tahun.

"Varen kamu udah besar yaa, jangan males-malesan. Masa kemarin dapet nilai merah kenapa coba?" Tanya Al serius

Sarapan pagi ini sangat tidak biasa karena masalah Varen. Pria tampan itu sering kali mendapatkan nilai merah saat ulangan, bahkan Varen juga kadang tidak mengerjakan Pr-nya.

"Ngga belajar pa" sahut Varen santai.
Di meja makan hanya Al dan Varen yang mengobrol, sedangkan Najwa, mama Sera, Lana, dan Gavin hanya sebagai pendengar.


"Keberapa kalinya kamu dapet nilai merah? Varenn! Belajar dong kamu" ucap Al mulai emosi.

"Mas, tenang. Pagi-pagi jangan emosi" ucap Najwa sambil mengelus lengan suaminya itu.


"Gimana ngga emosi Najwa?" Ucap Al


"Varen, sayang. Kamu berubah yaa nak, belajar yang rajin. Biar ngga dapet nilai merah terus" ucap Najwa sambil menatap putranya yang duduk disamping mama Sera.


"Dek, belajar dong. Jangan main game Mulu" ucap Lana ikut menasehati adiknya.


Varen hanya diam, kedua putra Najwa itu mewarisi sifat suaminya. Varen dan Gavin sama-sama cuek dan pendiam.

"Sayang, lain kali belajar yaa. Jangan buat papa marah-marah terus" ucap mama Sera sambil mengelus kepala Varen.

Setelah selesai sarapan, Al langsung berangkat ke kantor sebelum itu ia mengantar Lana terlebih dahulu. Najwa juga mulai bekerja kembali, ia juga harus mengantar putra keduanya ke sekolah karena lebih dekat dengan kantor Najwa. Sedangkan Gavin akan diantar Mama Sera.

Di perjalanan ke sekolah Varen, Najwa terus menasehati putranya itu.

"Nak, jangan buat papa emosi terus yaa. Varen harus pinter, mama ngga mau kejadian tadi pagi terulang lagi. Kamu belajar yaa" ucap Najwa.


"Varen denger mama?!" Tanya Najwa
"Iya maa denger" ucap Varen

Najwa menepikan mobilnya sebentar.
"Nak, sayang ngga sama mama?" Tanya Najwa.

"Sayang lah maa" balas Varen

"Kalo sayang, nurut yaa. Katanya mau jadi CEO kayak papa. Belajar yaa, please jadi kebanggaan buat papa sama mama. Mama sedih kalo kamu dimarahin papa" ucap Najwa serius.


Varen sedikit tersentuh dengan ucapan mamanya itu.

"Iya maa, Varen akan belajar lebih giat lagi. Mama jangan sedih yaa, Varen gapapa ko maa" ucap Varen sambil mengelus pipi mamanya itu.

Najwa tersenyum dan mengecup kening Varen. Banyak harapan yang Najwa berikan kepada ketiga buah hatinya.

••

DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang