Destiny : 67

5.5K 739 155
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Setelah sepeninggalan Alvarez ke ruang meeting, Najwa semakin menjadi tangisannya. Ia merasakan pusing di kepalanya, tapi ia harus tetap mencari putra kecilnya itu.

"Ya Allah pusing banget" lirih Najwa sambil memegang kepalanya.

"Ngga, aku harus cari Varen.. sayang kamu kemana sih" ucap Najwa dengan air mata yang terus mengalir.

Ia kemudian mengambil handphonenya dan mendial nomer Mira. Namun 5× panggilan Mira tak mengangkatnya juga.

"Mir, please kamu bawa Varen kemana" lirih Najwa hampir putus asa.

Dengan langkah gontai Najwa keluar dari ruangan Alvarez. Ia akan pulang saja siapa tau Mira sudah dirumah.

"Loh Bu Najwa" sapa Felita

"Hai fel" balas Najwa lirih

"Bu Najwa kenapa? Kok pucet gitu? Bu Najwa sakit?" Tanya Feli

"Engga kok mungkin cuma kecapekan aja, oiya fel tadi pak Al kesini bawa Varen ngga?" Tanya Najwa

"Varen?? Engga Bu, tadi pak Al berangkat sendiri" balas Felita

"Uhm yaudah, makasih ya" ucap Najwa sambil berlalu pergi dengan langkah sempoyongan.

Najwa kemudian langsung menghentikan taksi dan pulang. Setibanya dirumah ia semakin menjadi tangisannya karena Varen belum juga pulang.

"Mba.. mba Najwa sakit?" Tanya Bik Lasmi saat melihat Najwa berjalan sempoyongan.

"Engga kok bik, bik Lasmi tau Mira bawa Varen kemana?" Tanya Najwa berharap Bik Lasmi tau keberadaan putranya.

"Engga mba, tadi mba Mira tiba-tiba dipanggil mas Al. Nyuruh bawa den Varen sama beberapa perlengkapannya" ucap Bik Lasmi

"Uhm.. yaudah" balas Najwa sambil tersenyum tipis.

Najwa kemudian berjalan ke meja makan, ia menuangkan air putih dan mengambil 2 lembar roti tawar dan mengolesi dengan selai coklat.
Hanya itu yang kini ia makan, walaupun ia sangat lapar tapi ia tak bisa tenang saat belum bertemu dengan putra kecilnya itu. Setelah Najwa selesai memakan rotinya ia langsung pergi ke kamar untuk berisitirahat. Tak lupa ia juga memompa ASI nya karena payudara terasa nyeri.

Sedangkan di apartemen, Varen mulai menunjukkan tanda-tanda bosan.

"Hikss... mamamaa" celoteh Varen sambil celingukan

"Ganteng main lagi ya, atau mau bobok?" Tanya Mira

"Mamaaama" panggil Varen

"Duhh gimana nih, mana handphone ngga boleh di aktifkan dulu sama pak bos. Tapi Najwa pasti cemas" ucap Mira kebingungan

"Mamaaa" panggil Varen lalu berjalan menuju ke pintu kamar. Bocah kecil itu memukul-mukul pintu berharap bisa keluar dan bertemu mamanya.

"Ganteng gendong suss yukk.." ucap Mira lalu menggendong Varen.

"Sampai kapan coba disini" gerutu Mira

DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang