Destiny : 12

6.7K 593 88
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

6 Bulan Kemudian

Tak terasa 9 bulan sudah Najwa lalui dengan bayi dikandungnya. Najwa sudah mulai melupakan laki-laki yang masih sah sebagai suaminya itu. Alvarez, bahkan sampai 9 bulan ini Najwa tak pernah tau kabarnya lagi. Mungkin laki-laki itu senang akan kepergiannya.

"Sayang, kamu baik-baik yaa. Beberapa hari lagi kita akan bertemu" ucap Najwa sambil mengelus perutnya yang membesar.

"Najwa, mama tinggal ke restoran yaa. Kamu ngga papa kan dirumah sendiri?" Tanya mama Sarah.

"Iya maa ngga papa" ucap Najwa.

"Yaudah mama pergi yaa, hati-hati dirumah" ucap mama Sarah, Najwa menyalami mama Sarah sebelum pergi ke restoran.

Saat ini Najwa sedang di kamarnya dengan memangku MacBook miliknya. Ia sudah beberapa bulan belakangan ini menggeluti bisnisnya. Najwa sudah memiliki sebuah brand dibidang kecantikan. Walaupun belum besar tapi ia bersyukur sudah bisa meraup keuntungan yang lumayan besar.

"Aku kayaknya butuh briefing untuk meningkatkan target penjualan" ucap Najwa saat melihat statistik penjualan di layar MacBook miliknya.

Najwa sangat bersyukur disaat ia sedang terpuruk seperti ini Tuhan masih membantunya. Memberikannya jalan mencari rezeki disaat sedang hamil. Setelah ia melahirkan, Najwa memiliki tekad untuk membesarkan nama brand kosmetiknya itu.

**

Sedangkan di PT Buana Investama. Alvarez sedang uring-uringan sendiri, 9 bulan lamanya ia mencari keberadaan istrinya namun nihil. Ia tak pernah mendapatkan kabar atau berita apapun.

"Najwa, saya tau saya salah. Tapi jika kita bertemu saya harap kita bisa berkumpul lagi. Saya tau kehamilan kamu sudah masuk usia 9 bulan. Anak kita akan segera lahir, Ya Allah izinkan hamba menemani istri hamba saat melahirkan" ucap Al sambil meneteskan air mata.

9 bulan bukan waktu yang sebentar, ia sudah mencari Najwa melalui berbagai media. Al sangat menyesal dengan semua perbuatannya dulu. Mama Sera benar, Al tidak akan mendapatkan wanita seperti Najwa.

Wanita tangguh, hebat, sabar, penyayang, dan Najwa hampir sempurna bagi Alvarez. Al kemudian menutup MacBook miliknya, ia mengeluarkan amplop coklat dari lacinya. Memandang foto USG, mungkin jika Najwa ada disini. Ia akan bahagia menanti kelahiran buah hatinya.

"Sayang, kamu sehat-sehat yaa. Mungkin beberapa hari atau Minggu lagi kamu akan lahir. Kamu dimana sayang? Papa ingin sekali bertemu kamu, mengadzani kamu saat kamu lahir" lirih Al.

"Maafin papa sayang, maaf. Hikss.. papa tidak ada disaat mama kamu berjuang melahirkan kamu. Papa ingin sekali menemani mama kamu, melihat kamu hadir untuk pertama kalinya didunia ini" lirih Al sambil menyeka air matanya.

Setelan itu Al mengembalikan foto tadi di lacinya. Ia sengaja menyimpan foto itu di meja kantornya, ia menjadikan foto itu sebagai penyemangat saat bekerja.

Setelah itu Al mengambil figura yang terletak di mejanya, terdapat foto Najwa dan dirinya disana.

Foto itu adalah foto pertama setelah mereka menikah, dimana mama Sera mengajak mereka untuk lunch. Al menatap foto itu sambil menangis, menatap dimana ia sama sekali tak bahagia saya pengambilan foto itu.

DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang