// Extra Part //

6.2K 705 113
                                    

    بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

     Siang ini Najwa dan Alvarez baru saja pulang dari Bandara mengantarkan Gavin untuk berangkat ke Australia.

Kini rumah mewah nan megah itu sepi. Tak ada celoteh anak-anak lagi yang menghiasi setiap sudut rumah itu. Hanya ada Al, Najwa, mama Sera, dan Alana.


Kini Alvarez sedang di ruang kerjanya, sedangkan Najwa tengah di ruangan yang dulu di gunakan sebagai ruang bermain anak-anak. Najwa menatap beberapa foto yang terpanjang disana, foto ketiga anaknya yang masih sangat menggemaskan.


"Mama ngga nyangka bisa sampai di titik ini nak, bisa menemani kalian sampai sebesar ini" lirih Najwa sambil mengelus foto disana.


"Sepi banget rumah ini, anak-anak udah besar. Huftt... Bosen juga lama-lama" ucap Najwa sambil duduk menatap ruangan itu.


Membayangkan dulu ia masih disana mengurus 3 orang anak. Menyusui, memberi makan, dan menemani bermain.


"Ngapain disini?" Tanya Al yang membuyarkan lamunan Najwa.


"Ehh mas, engga. Cuma nostalgia aja dulu waktu anak-anak masih kecil" ucap Najwa.


"Sepi yaa" ucap Al sambil duduk disebelah Najwa.


"Hmm, iya... Bosen lama-lama" ucap Najwa.


Mereka duduk, dengan kepala Najwa tepat di bahu sang suami.


"Tuhhh disana dulu Varen sering jail sama adeknya. Sering pundung gamau belajar" ucap Al sambil mengingat putra keduanya itu.


"Iya, disana Gavin biasanya main sama Lana berdua. Bahkan ditinggal lama pun mereka akur, beda kalo Lana sama Varen" ucap Najwa sambil tersenyum.


"Kangen Varen deh mas" ucap Najwa.

"Disini jam 12 siang. Disana tengah malem dong" ucap Al.


"Iya, tapi aku kangen" ucap Najwa.

"Yaudah coba telfon" ucap Al.


Najwa mulai mendial nomer Alvaren, beberapa kali panggilannya tak terjawab.

"Tuhh kan, tidur dia. Cape mungkin" ucap Al.


"Hmm, iya" balas Najwa pasrah.

Beberapa saat kemudian hp Najwa berbunyi nyaring.


"Varen nelfon dong" ucap Najwa senang.


Siang itu kerinduan Najwa terobati walaupun hanya dengan menelfon Varen. Mendengar suara putranya saja sudah membuat Najwa senang.

••


Malam ini setelah makan malam semua keluarga masuk ke kamar masing-masing.
Kini rumah megah itu benar-benar sunyi, hanya beberapa orang yang menempati rumah bak istana itu.


"Sayang, makasih yaa kamu udah menemani saya sampai di titik ini. Melewati semua ujian rumah tangga kita dengan tabah. Selalu disamping saya apapun kondisinya. Terimakasih yaa untuk semua ini" ucap Alvarez.


"Mas..makasih juga yaa kamu udah merubah hidup aku. Malam yang menyebabkan kita yang awalnya tak kenal menjadi kenal, tidak berstatus sekarang udah punya anak 3. Makasih yaa, aku sekarang percaya takdir Yang Maha Kuasa tidak pernah mengecewakan. Akan ada pelangi setelah badai tiba, dan itu udah kita lewati. Aku percaya takdir yang Maha Kuasa adalah yang terbaik" ucap Najwa sambil tersenyum.




"Saya ngga nyangka seorang Alvarez Buana yang dulunya terobsesi dengan satu wanita kini memiliki wanita yang lebih hebat. Wanita yang mampu merubah hidup saya, memberi warna tersendiri untuk kehidupan saya. Memberi kehangatan tersendiri di dalam rumah saya. Memberi saya 3 malaikat kecil yang sangat menggemaskan" ucap Al.



"Masih suka sama Salsa?" Tanya Najwa.

"Mana mungkin saya suka Salsa, sedangkan disini aja udah ada kamu. Najwa Almahyra, istri kesayangan saya" ucap Al sambil memeluk Najwa.


"Kamu dulu bilang aku ngga menarik mas, tapi sekarang bisa punya anak 3" ejek Najwa sambil mengingat kejadian beberapa tahun silam.



"Saya? Menodai kamu? Jangan mencoba menipu saya!" Ucap Al



"SAYA TIDAK MENIPU ANDA! SAYA WANITA YANG TELAH ANDA PERKOSA MALAM ITU. DAN SEKARANG SAYA HAMIL! SAYA MINTA PERTANGGUNGJAWABAN ANDA!" ucap Najwa emosi


"Saya memperkosa kamu? Ngga mungkin! Kamu ngga ada menarik-menariknya sama sekali. Ngga mungkin saya tergoda dengan kamu!" Ucap Al, tapi jujur ia seperti tidak asing dengan wanita ini. Apa benar ia telah memperkosa wanita ini.


"Saya waktu itu belum kenal kamu, dan masih terobsesi sama Salsa." ucap Al.


"Dasar sok jual mahal, aku tinggal ke Jogja kalang kabut juga kamu" ejek Najwa sambil tersenyum mengejek.


"Saya udah cinta sama kamu taukk" balas Al kesal.


"Mas jangan tinggalin aku yaa, kita sama-sama terus" ucap Najwa.


"Kamu yang jangan tinggalkan saya, saya takut sendiri. Saya ngga bisa tanpa kamu, kamu alasan saya berhenti. Alasan saya untuk pulang dan berlabuh" ucap Alvarez.



"Iya sayang, kita pokonya sama-sama terus yaa" ucap Najwa.


"I Love you mas" ucap Najwa.


"I Love you too Najwa Almahyra." balas Alvarez.



Kini kehidupan mereka telah berubah. Dari yang saling membenci kini telah saling menerima dan mencintai. Takdir Allah ternyata lebih indah daripada yang mereka kira.




"Kamu tau sayang, saya pernah baca artikel. Dan membaca kata-kata ini, Takdir itu lucu. Ada saja caranya mempertemukan dua orang yang tak punya urusan dengan cara yang seolah kebetulan. Dan itu yang terjadi sama kita, bertemu tanpa sengaja dan malah sangat menyakitkan buat kamu" ucap Alvarez.



Najwa tersenyum dan memeluk suaminya erat. Mereka akan menghabiskan masa tuanya berdua di rumah mewah itu. Selalu bersama hingga ajal menjemput, dan mereka berharap itu masih lama agar mereka bisa menemani ketiga anaknya dulu hingga sukses.


"Takdir itu bukan untuk disesali, namun untuk diterima dan dijalani. Percayalah! Bahwa takdir Allah lebih indah daripada apa yang telah kamu pikirkan." DESTINY // Takdir

  DESTINY // THE END!

DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang