"Panggil tabib!"
Opsir Pieter langsung meraih tubuh Sang Ketua. Tangan polisi itu reflek saja meraih tubuh pria Cina di hadapannya. Darah segar mengalir dan mengenai tubuh si polisi.
Opsir Pieter tidak berani mencabut pisau yang menancap di ulu hati Sang Ketua. Dia menganggap jika mencabutnya begitu saja maka robekan lukanya akan semakin menganga. Untuk sementara, dia menahan laju aliran darah dengan kain yang diberi oleh pelayan rumah itu.
"Beri dia ruang!"
Semua kalut, termasuk Panca, Bajra dan A Ling. Mereka bertiga langsung bersembunyi di balik meja.
"Tutup pintu dan jendela!"
Opsir Pieter terus memberikan aba-aba pada orang-orang yang ada di rumah itu. Wajahnya begitu kalut, dia seakan diserang secara mendadak tanpa persiapan. Sebagaimana niat awal kedatangannya, Opsir Pieter hanya ingin berunding dengan orang-orang Cina itu. Tetapi, peristiwa tak terduga kemudian terjadi.
"Sekarang, bantu aku mengangkat Ketua ke tempat tidur."
Tanpa saling mengandalkan, para pria yang ada di sana membopong Sang Ketua ke kamar tidurnya. Meskipun mereka masih kaget dengan kejadian yang tidak terduga ini, orang-orang di sana bersedia membantu.
"Untuk malam ini, sebaiknya jangan ada yang pulang dulu. Termasuk kalian." Opsir Pieter menatap A Ling, Panca dan Bajra yang sedang merunduk di bawah meja. "Saya tidak ingin ada korban lagi. Kita tidak tahu seberapa jauh mereka akan berbuat."
Sebagian orang yang masih berkumpul di ruangan itu memandang Opsir Pieter. Mereka mendengarkan kalimat selanjutnya yang akan disampaikan petugas polisi itu.
"Sekarang kalian bisa paham, jika kita sedang menghadapi musuh yang sama! Untuk itu, percayakan masalah ini pada kami untuk diselesaikan. Saya minta kerjasamanya, tidak usah lagi kita saling curiga!"
"Baik Tuan, saya percayakan kasus ini untuk diselesaikan oleh Polisi."
"Bagus. Kalau begitu, ingat pesan saya tadi. Jangan dulu pulang sebelum matahari terbit esok!"
Mereka semua saling tatap tanda menyepakati permintaan Opsir Pieter.
"Kalau begitu, saya pamit. Saya ingin mengejar bajingan itu!"
![](https://img.wattpad.com/cover/260070739-288-k905516.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Panca dan Pembongkar Makam
Mystery / ThrillerOrang-orang sudah berkumpul dalam waktu singkat. Mereka penasaran dengan apa yang akan dikatakan si pembawa berita. "Ki Lurah ... makam ... makam ...." "Makam apa?" "Makam ...almarhum ... Raden ... Wiguna ...." "Ada apa dengan makam ayahku?" "Heehhh...