73

67 17 0
                                    

Bendera Merah Putih Biru berkibar di depan Kantor Polisi. Di bawah tiang bendera, telah berkumpul begitu banyak orang. Jika melihat pakaian mereka, Panca memperkirakan pasti bukanlah warga biasa.

Orang-orang yang berkumpul tidak seperti kerumunan sebelumnya yang berdiri di pinggir jalan. Kerumunan kali ini seperti sebuah penyambutan dari "orang-orang" penting di Batavia. Dan, yang tidak kalah mengundang perhatian Panca adalah beberapa pria yang memegang kamera.

"Raden, kita disambut tukang potret."

"Iya, kita bakal dipotret." Panca tertawa girang menanggapi Bajra.

Tapi, bukan hanya itu yang membuat Panca girang bukan main. Dia melihat seseorang yang dia kenal diantara kerumunan itu.

"Ayah."

Seorang pria menghampiri Panca dan Bajra dengan setengah berlari. Nampak wajahnya begitu gembira ketika menghampiri kedua anak remaja itu.

"Raden, mereka berdua anak yang luar biasa. Berkat bantuan mereka, kami bisa menuntaskan kasus ini."

"Terima kasih, Tuan."

Ketika iring-iringan itu sampai di halaman Markas Besar Polisi, anak dan ayahnya itu berbincang banyak hal. Dan, justru Bajra yang paling banyak bicara kepada Raden Bakti. Bagaimana dia diculik hingga berhasil diselamatkan oleh sepasukan polisi.

"Ayah, kenapa Ayah ada di sini?"

"Ayah diundang oleh polisi. Mereka juga." Raden Bakti menunjuk pada pria-pria berpakaian rapi yang berkerumun.

"Kepala desa?"

"Ya, seluruh kepala desa dikumpulkan di sini."

Setelah sambutan dirasa cukup, protokoler mengarahkan para undangan untuk berbaris. Mereka akan dipotret. Tentu saja bersama para polisi, pejabat kota dan pimpinan dari berbagai golongan yang ada di Batavia.

Panca dan Bajra berdiri dekat para tahanan yang duduk bersila, tak berdaya. Wajah mereka tampak lugu di depan kamera. Kemudian di barisan belakang, berjejer para kepala desa dan pimpinan golongan Cina dan Arab dengan pakaian terbaik mereka.
Di belakangnya, para pejabat Kota Batavia berserta para polisi yang berjejer di atas tangga menuju beranda Markas Besar.

Kreek!

Beberapa kamera menyala untuk mengabadikan momen penting dalam sejarah Batavia. Ada petugas dokumentasi dari kepolisian, beberapa orang wartawan dan juru kamera Pemerintah Pusat. Mereka merekam kejadian tidak biasa pagi itu.

Di pagi yang cerah itu, tercipta pemandangan langka dimana Pemerintah, Polisi dan utusan golongan bersama-sama "melawan" para pengacau keamanan. Terselip diantara para pria dewasa, 2 anak remaja yang memandang kamera dengan mata masih penuh tanya.

Gedung Markas Besar dan bendera yang berkibar menjadi saksi yang akan mengabarkan jika Batavia "baik-baik saja". Sebuah kabar baik untuk seluruh dunia.

Panca dan Pembongkar MakamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang