Pembongkaran Kedua
Malam tiba, hujan pun turun seperti diperkirakan sebelumnya. Angin berhembus kencang.
Seorang pria berpakaian serba hitam berdiri di bawah pohon beringin. Wajahnya ditutup kain berwarna hitam. Hanya kedua bola matanya yang tampak, itu pun jika dipandang dari jarak dekat.
Kali ini hujan deras tidak disertai sambaran petir. Tapi, angin yang kencang tidak hanya menggoyangkan dedaunan. Ranting-ranting pun patah kemudian berjatuhan ke tanah.
Tanah yang basah turut serta membasahi kaki telanjang pria itu. Kemudian, dia langkahkan kakinya selangkah demi selangkah.
Malam itu begitu gelap. Mata pria itu nyaris tidak bisa melihat apa-apa. Dia hanya meraba-raba benda di depannya.
Cukup lama dia meraba-raba nisan-nisan yang berjejer di sana. Pria itu mencari sebuah batu nisan yang diincar. Dan, setelah ditemukan ... dia mencabutnya.
Tidak menunggu waktu lebih lama lagi, pria bertopeng itu menggali makam di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panca dan Pembongkar Makam
Mystère / ThrillerOrang-orang sudah berkumpul dalam waktu singkat. Mereka penasaran dengan apa yang akan dikatakan si pembawa berita. "Ki Lurah ... makam ... makam ...." "Makam apa?" "Makam ...almarhum ... Raden ... Wiguna ...." "Ada apa dengan makam ayahku?" "Heehhh...