3

136 31 0
                                    

Di tempat lain, Opsir Pieter dibingungkan oleh kasus baru yang dihadapinya. Hari ini saja ada 2 laporan tentang pembongkaran makam.

Kantor Polisi Batavia bertambah riuh dengan kehadiran laporan-laporan kejahatan yang sepele sampai laporan yang cukup menyita pikiran. Laporan pencurian celana dalam sampai laporan pembongkaran makam oleh orang tidak bertanggung jawab.

"Tuan Opsir, bagaimana ... apakah kita akan menyelesaikan kasus pencurian ini?"

"Ah, abaikan saja dulu laporan pencurian itu. Ada yang lebih menyita perhatianku."

"Baiklah, saya mengerti."

Seorang polisi dengan pangkat rendahan keluar dari ruangan Opsir Pieter. Wajahnya datar seakan sudah tahu jawaban apa yang akan disampaikan oleh atasannya.

"Hei, tunggu dulu. Siapa tadi yang memberikan laporan pembongkaran makam?"

"Seorang gadis Cina, Tuan."

"Makam siapa yang dia bongkar?"

"Makam ayahnya, Tuan."

"Si pelapor sudah pergi?"

"Baru saja dia pergi."

"Panggil lagi!"

Anak buah Opsir Pieter langsung berjalan cepat ke arah pekarangan kantor polisi. Berharap orang yang dimaksud belum pergi jauh.

Tidak membutuhkan waktu lama bagi pria itu untuk kembali membawa si pelapor ke hadapan Opsir Pieter.

"Ini, Tuan. Gadis ini melaporkan jika makam ayahnya sudah dibongkar orang tidak dikenal."

"Duduk dulu, Nona."

"Baik, Tuan."

"Siapa namamu?"

"Saya, A Ling."

"Bagaimana keadaan makam ayahmu, sekarang?"

"Makam ayah saya rusak. Waktu itu ...."

"Stop, kau tidak usah menceritakannya dari awal. Ceritamu sudah ditulis di laporan ...."

"Iya, Tuan."

"Ceritakan saja keadaannya?"

"Eee ... nisannya hilang ...."

Panca dan Pembongkar MakamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang