49

61 17 0
                                    

Opsir Pieter kehilangan jejak orang yang dikejarnya. Jalanan terlalu ramai oleh orang yang lalu-lalang. Dia mengalami kesulitan mengamati satu per satu orang mana yang sedang dikejarnya.

Matanya menerawang. Dia pandangi langit yang cerah berawan. Nampak baginya sekawanan merpati yang beterbangan menghiasi langit. Ada merpati yang berwarna putih, cokelat dan abu-abu.

Hap! Merpati itu hinggap di atap sebuah gedung. Kebetulan gedung itu paling tinggi diantara bangunan yang lainnya.

Aha! Kalian di sana!

Opsir Pieter berlari cepat menyusuri gang sempit. Di gang itu, masih ada gelandangan yang tidur di tanah hanya beralaskan selembar tikar anyam. Jumlah mereka cukup banyak.
Dan, mereka kaget ketika melihat seorang polisi menghampiri.

"Tuan, maaf!"

"Hei bangun! Ada polisi!" seseorang diantara mereka menyuruh temannya untuk bangun.

"Tenang, kalian tidak usah takut. Aku hanya ingin bertanya."

"Silakan, Tuan."

"Adakah orang yang berlari ke arah sini?"

"Eee ...."

"Kalian jangan bohong. Atau, aku akan membawa kalian ke penjara."

Gelandangan-gelandangan itu tidak mau menjawab. Mereka nampak ragu untuk bicara.

"Ada sih, Tuan. Ke arah sana. Arah gudang tua."

"Bagus. Awas kalau kalian bohong. Aku akan menyeret kalian."

Opsir Pieter kembali berlari menyusuri gang sempit. Gang itu bau busuk, penuh sampah. Sisi lain Batavia yang tidak terjamah petugas kebersihan kota.

Opsir Pieter sampai juga di sebuah gedung berukuran besar. Lebih besar dari gedung lain  di sekitarnya. Tepat, merpati-merpati itu belum beranjak dari tempatnya bermain.

Blrrr! Seekor diantara mereka terbang rendah. Dia tidak takut akan kehadiran manusia. Merpati itu lebih suka makan sisa-sisa beras yang tercecer di tanah daripada memperhatikan kehadiran seorang manusia.

Opsir Pieter memegang pistolnya. Bersiaga.

Sebuah gudang beras, jagung dan beberapa hasil bumi. Pantas saja si merpati nyaman di sini. Banyak makanan.

Pintunya tidak dikunci. Tidak ada penjaga.

Opsir Pieter leluasa masuk ke dalam gudang berukuran besar itu. Kebetulan dia mengenal tempat ini. Sebagai seorang polisi, gudang ini adalah salah satu tempat yang harus mendapatkan penjagaan prioritas. Cukup sering dia mendatangi tempat ini.

Cicit cicit! Suara tikus menjerit terdengar dari sudut ruangan itu.

Gudang itu hanya terdiri dari satu ruangan besar tanpa sekat. Tinggi langit-langitnya melebihi 2 lantai ukuran rumah penduduk. Di atasnya, ada ventilasi sebagai satu-satunya sumber cahaya. Jadi, gudang itu agak lembab.

Kelebihannya, gudang ini sepi. Hening. Suara jeritan seekor tikus di sudut ruangan akan terdengar cukup jelas.

Termasuk, desahan nafas seseorang ...

Panca dan Pembongkar MakamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang