47

64 18 0
                                    

Kantor Walikota Batavia merupakan bangunan kokoh dengan pilar-pilar berukuran besar. Dindingnya dicat warna putih. Bila mendongak ke atas, akan terlihat langit-langit yang tinggi agar bisa memerangkap suhu udara Batavia yang panas.

Matahari belum naik, tetapi suhu udara Batavia mulai terasa panas. Opsir Pieter keluar dari Kantor Walikota dengan langkah tergesa. Pria itu disambut sengatan cahaya matahari yang mengenai kulitnya.

Opsir Pieter melecut kudanya menuju rumah Ketua Serikat Orang Cina di Batavia. Dia bermaksud meminta keterangan tambahan. Siapa tahu ada petunjuk baru demi memecahkan kasus yang sedang dihadapinya.

Pria itu menyusuri jalanan yang dipenuhi oleh orang yang lalu-lalang. Sepagi itu, para pedagang sudah ramai menjajakan barang dagangannya. Banyak diantara mereka adalah pedagang dari luar kota. Terlihat cara mereka membawa barang dagangan. Ada yang membawanya dengan dipikul atau membawa pedati.

Diantara orang-orang itu, Opsir Pieter melihat 2 orang yang sedang beradumulut. Nampak sekali jika mereka memperebutkan sesuatu. Orang lain mencoba melerai, tetapi tidak dihiraukannya.

"Ada apa ini?"

Orang-orang itu kaget ketika tahu ada polisi menghampiri. Percekcokan mereka spontan terhenti.

"Tidak ada apa-apa, Tuan. Hanya masalah kecil." salah seorang diantara mereka angkat bicara.

"Kudengar kalian berdua berebut bagian? Bagian apa?"

"Eee ... hanya masalah ...."

"Katakan!" Opsir Pieter bertanya tanpa turun dari kudanya.

Wajah kedua orang itu tampak gugup. Apalagi mereka diperhatikan oleh orang-orang yang kebetulan lewat di jalanan. Antara malu dan tidak mau urusannya dicampuri banyak orang.

Sayang, emosi yang menggelayangi kedua orang itu membuat mereka tidak menyadari jika orang-orang pun jadi penasaran. Apa yang mereka ributkan? Jika 2 orang saling bersungut-sungut seperti itu, biasanya masalah sensitif seperti uang.

Kedua orang itu sepertinya tidak mau jujur. Nampaknya, apa yang mereka ributkan bukan masalah yang harus diceritakan pada polisi.

Wishh! Kedua orang itu lari.

"Brengsek!"

Panca dan Pembongkar MakamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang