Dengan langkah gontai ia berjalan setapak demi setapak di jalanan yang cukup ramai oleh orang berlalu lalang. Pandangan matanya kosong tanpa harapan.
Luna mengabaikan berbagai macam tatapan benci serta jijik dari orang-orang yang menghujam tepat di kornea matanya.
Seragam yang gadis itu kenakan tampak lusuh serta berbau limbah, bahkan jika diperhatikan secara jelas, kedua lengan Luna tak henti-hentinya mengalirkan darah.
Mengerikan.
Tidak ada lagi yang tersisa dihidupnya selain dirinya sendiri.
Mata hazel yang bercahaya redup itu kini menatap ke atas, melihat langit yang mulai menggelap seakan ikut berpatisipasi dalam suasana hatinya.
"Tuhan, aku hanya ingin pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescence (END)
Teen FictionBELUM DI REVISI! -UPDATE SETIAP HARI SENIN, RABU DAN SABTU- Evanescence berasal dari bahasa Jermanik yang berarti "kehilangan". Novel ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang gadis belia yang baru saja berusia 19 tahun bernama Luna. Dengan s...