23.DREIUNDZWANZIG

464 70 212
                                    

Hidup itu ibarat mendaki gunung.
Untuk bisa mencapai ke puncak,
harus melalui fase terluka, terjatuh, bahkan tergelincir terlebih dahulu.
-El-

HAPPY READING, PEEPS!

~

El memberhentikan kayuhannya saat sudah sampai ke tempat tujuan.

Luna terperangah dengan sorot mata berbinar seraya turun dari sepeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luna terperangah dengan sorot mata berbinar seraya turun dari sepeda.

"Jadi, tempat healing yang lo maksud itu pantai?"

Laki-laki yang sedang menyandarkan sepedanya di pohon tak jauh dari tempat mereka berdiri itu menolehkan kepalanya ke arah Luna. "Iya, lo suka?"

Luna menoleh membalas tatapan itu lalu mengangguk antusias.

"Suka banget! Karena sebelumnya gue nggak pernah ke pantai," tukas Luna seraya menyengir kemudian menolehkan kepalanya kembali menghadap pantai.

"Eh lihat, deh, ombaknya datang!" seru gadis itu heboh sambil menunjuk ke depan kemudian berlari kecil ke tepi pantai mendahului El yang kini menatapnya dengan senyuman kecil.

Melihat kebahagiaan yang terpancar dari manik hazel itu membuat hati El dilanda kelegaan. El sungguh khawatir sebelumnya, saat melihat keadaan Luna yang tampak kacau di sekolah.

Karena tidak ingin mengganggu privasi gadis manis itu dengan menanyakan apa yang sedang terjadi, El lebih memilih untuk menghiburnya agar tawa itu hadir kembali.

Seperti sekarang.

Luna yang sedang tertawa kecil sambil bermain air saat merasakan ombak laut mengenai kaki jenjangnya.

Sudut bibir El tertarik ke atas, menghela nafas lega. "Bolos sesekali, nggak apa-apa 'kan?" gumamnya sambil termenung menatap hamparan lautan.

"El! Ayo ke sini!"

Teriakan Luna membuatnya tersadar dari lamunan, sambil terkekeh El berlari kecil menghampiri gadis itu. "I'm coming!"

~

"El! Jangan gitu, jaket gue jadi basah!" Luna mengomel saat El sengaja menyipratkan air laut itu ke arahnya sambil tergelak.

Namun seolah tidak mendengar, El kembali mengambil sedikit air dari ombak yang datang dengan kedua tangan kemudian melemparkannya ke Luna.

"El!" sungut gadis itu kesal, kelopak matanya kini terpejam saat merasakan air itu masuk ke mata.

El terdiam sejenak menghentikan kekehannya. "Eh? Kena mata lo, ya?" tanyanya panik lalu berlari kecil mendekati Luna.

"Iya dikit. Lo, sih!" Luna mengusap kedua matanya dengan lengan jaket.

Tangan laki-laki itu bergerak memegang lengan Luna yang sedang mengusap mata, menyingkirkan lengan itu lalu menggantikannya dengan kedua telapak tangannya yang kini menangkup pipi Luna.

Evanescence (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang