53.DREIUNDFÜNFZIG

273 31 31
                                    

Terjatuh hingga ke lubang terdalam,
bersama semangat yang mulai padam.
-Evanescence-

HAPPY READING, PEEPS!

~

Sudah sepuluh hari berlalu, namun Rei sekeluarga masih belum mendapatkan kabar tentang keadaan Agatha.

Tim SAR yang masih mencoba mencari korban dengan mengarungi lautan tetap bekerja tanpa kenal lelah.

Sembari menunggu kabar terbaru, Luna, Rachel, maupun Rei seolah menjadi orang asing walau mereka berada di satu atap yang sama.

Tiga orang itu sibuk dengan urusannya masing-masing.

Suasana rumah semakin sunyi. Bahkan, tidak ada yang pernah menyentuh dapur sehingga bau masakan sudah tidak tercium lagi.

Jika mereka lapar, selalu membeli makanan di luar.

Luna yang tidak mempunyai tabungan karena uang jajannya selalu pas-pasan terkadang kesulitan ketika rasa lapar menghampiri.

Untung saja ada Bryan yang setiap hari mengecek kabar dirinya sekeluarga, tak lupa laki-laki itu juga membawa makanan.

Dan sejak awal mamanya dikabarkan mengalami kecelakaan pesawat, Luna sama sekali tidak berkomunikasi dengan El. Luna trauma untuk membuka ponselnya, terlalu takut untuk melihat kabar pesawat jatuh yang bersliweran di sosial media.

Namun hari ini Luna memutuskan untuk kembali ke sekolah.

Mungkin hanya Luna, karena Rachel masih tampak sedang terpuruk akibat kehilangan sang mama.

Luna dan Rachel sengaja membuat izin untuk tidak masuk ke sekolah dahulu. Rei sendiri yang menelepon kepala sekolah mereka.

Entah karena masih berkabung atau sudah lelah bertengkar, akhir-akhir ini Rei terlihat lesu dan tidak pernah mencari masalah dengan kedua anaknya.

Pria paruh baya itu malah tampak tak acuh dengan kehadiran mereka di rumah.

Bahkan, Rei menghabiskan waktunya di kantor hampir seharian penuh. Pulang hanya ketika dirinya ingin tidur atau mengenang sang istri.

Luna mematut diri di cermin. Mengecek keadaannya yang jauh dari kata baik.

Mata bengkak, kantung mata hitam, serta wajah yang kusam.

Akan tetapi Luna memilih tidak peduli dengan penampilan. Karena selama ini memang itu yang dia lakukan.

Sembari mengambil hoodie pemberian Bryan yang berada di tangan papanya beberapa waktu lalu, Luna menghembuskan napas lelah.

Entah apa reaksi El saat kembali melihat dirinya di sekolah. Yang jelas, Luna sudah merasakan rindu kepada si laki-laki bersorot teduh tersebut.

"Ayo, Luna. Semangat!"

~

Rachel berjalan dengan langkah lesu menuju dapur. Tiba-tiba dirinya merasa haus dan menginginkan susu kotak yang beberapa hari terakhir ini tidak pernah lagi dia sentuh.

Di tengah perjalanan menuju dapur, Rachel melirik Rei yang juga sedang berjalan ke arah yang sama dengannya.

Gadis itu mengendikkan bahu. Berusaha mengenyahkan pikiran kalut yang tiba-tiba datang.

Pikiran yang menghantui dirinya beberapa hari terakhir sehingga membuat Rachel tidak merasakan ketenangan dalam tidurnya.

Sang papa melangkah lebih lebar agar dapat berjalan beriringan dengan si sulung.

Evanescence (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang