31.EINUNDDREIßIG

408 54 136
                                    

Pada akhirnya semua akan baik-baik saja.
Entah memakai jalan apa,
atau lewat siapa.
Karena,
Tuhan selalu mempunyai cara.
-Evanescence-

HAPPY READING, PEEPS!

~

Luna membungkam mulutnya selama perjalanan menuju apartemen Bryan, ia lebih memilih menolehkan kepalanya ke samping kiri, melihat jalanan yang mereka lalui. Sudah bertahun-tahun lamanya mereka tidak bertemu, Luna menjadi merasa sedikit canggung ketika bersama laki-laki itu.

Sedangkan Bryan sedari tadi selalu mencuri pandang ke Luna, tangan kanannya ia gunakan untuk menyetir mobil sedangkan tangan kiri ia letakkan di atas pahanya sambil menepuk-nepuk menyesuaikan tempo lagu yang sedang diputar.

Saat ini mereka mendengarkan lagu berjudul Rewrite the Stars dari Anne Marie ft James Arthur.

"Ekhem ..." Bryan berdehem ingin memecahkan suasana canggung di antara mereka.

Namun sepertinya sia-sia, karena Luna hanya melirik Bryan sebentar lalu kembali menatap jalan raya.

"Apa jalanan itu lebih menarik dibanding gue?"

Luna melirik laki-laki itu sekali lagi seraya menipiskan bibir, Luna mengubah posisi duduknya menjadi lurus menghadap ke depan dengan kedua tangan yang menyilang di dada.

"Iya. Jalanan emang lebih menarik," cetus Luna santai.

Bryan menoleh sebentar ke gadis itu kemudian tersenyum simpul. Tangan kirinya bergerak untuk mengacak rambut basah Luna. "Lo emang nggak pernah berubah dari dulu, ya. Selalu cuek dan apa adanya."

Luna meringis risih, lalu menyingkirkan tangan Bryan dari kepalanya secara halus. Entah kenapa sekarang Luna kurang suka melakukan kontak fisik dengan Bryan.

Entah karena Luna masih merasa canggung atau karena ada hal lain yang hinggap di hatinya.

"Rambut gue yang udah kusut bakalan tambah kusut gara-gara lo acak," jelas Luna sambil merengut.

Bryan tergelak. "Oke, oke. Kalau udah sampai ke apartemen nanti lo harus segera mandi, ya. Gue nggak mau lo sakit."

Luna hanya berdeham singkat menanggapi perintah Bryan.

Setelah percakapan singkat itu, suasana kembali hening tanpa ada yang berbicara selain lagu yang masih terputar.

Luna melihat rintik hujan yang ada di kaca mobil. Ia kembali teringat dengan Rachel.

Bagaimana keadaan anak itu sekarang?

Luna ingin sekali menjenguk gadis itu ke rumah sakit barang sebentar, namun Luna tahu bahwa Rachel di sana sudah dijaga oleh mamanya yang berarti Luna tidak bisa bertemu dengan Rachel.

Mamanya tidak akan sudi mengizinkan dirinya untuk bertemu dengan Rachel.

Luna memijat pangkal hidungnya. Masalah yang selalu berdatangan tanpa henti membuat batin serta fisik Luna lelah dan ingin menyerah.

Tapi apalah daya jika sampai saat ini Tuhan masih memberikannya kesempatan untuk merasakan hidup. Tuhan masih menaruh kepercayaan penuh kepada dirinya bahwa ia kuat dan akan baik-baik saja.

Evanescence (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang