86.SECHSUNDACHTZIG (END)

756 36 7
                                    

Hidupku memang bukanlah kisah Cinderella.
Akan tetapi, aku tetap berharap dapat memiliki akhir yang bahagia.
-Evanescence-

HAPPY READING, PEEPS!

~

Sampai pagi menjemput pun El tidak kunjung datang.

Pada akhirnya, Luna harus berusaha rela akan kepergian laki-laki itu yang mungkin tidak akan kembali lagi seperti harapannya.

Sejujurnya, Luna bahagia karena bisa menghabiskan waktu dengan saudara serta para sahabat di hari yang spesial, kendati ia juga merasa sedih di saat bersamaan sebab orang yang ia cintai tidak ada di samping Luna pada malam itu.

Tidak ingin berlarut dalam kesedihan dan sesak yang mendalam, Luna turun dari kasur lalu melangkahkan kaki menuju kamar mandi.

Meskipun hari ini adalah hari Minggu, ia tetap menjalankan rutinitas mandi paginya.

~

Pagi-pagi sekali Bryan sudah berada di kediaman Rachel. Akhir-akhir ini laki-laki tersebut rajin sekali menjenguk kedua gadis itu.

Karena Rei sudah mendekam di penjara, menjadikan rumah besar itu menjadi semakin sepi.

Netra Bryan berpendar ke seluruh sudut dapur. Ia berniat memasakkan sarapan untuk Luna dan Rachel.

Bryan merasa jenuh karena tiap pagi hanya melihat kakak beradik itu hanya memakan roti tawar dan selai saja.

Semenjak El menghilang, Luna tidak pernah lagi memasak. Gadis itu mendadak tidak berselera untuk berkutat di dapur.

Sedangkan Rachel sudah berkali-kali mencoba menguasai dapur, akan tetapi berkali-kali juga ia gagal. Masakannya terkadang terasa asin dan di hari berikutnya terlalu tawar.

Daripada membuat mood pacarnya selalu buruk setiap pagi, alhasil Bryan berinisiatif untuk memasak kali ini.

Walau sering berada di luar dan berkali-kali balapan, Bryan memiliki kemampuan di ranah masak. Karena saat ia masih kuliah di Jepang, laki-laki itu lebih memilih untuk memasak sendiri daripada membeli makanan di luar.

Di sisi lain, Rachel yang baru saja bangun dengan rambut acak-acakan tampak terkejut melihat pacarnya berada di dapur.

Bryan terlihat sibuk memasak nasi goreng yang aromanya mengusik indra penciuman Rachel.

Mendadak dirinya merasa lapar karena aroma harum tersebut.

Didekatinya Bryan lalu berdiri di samping laki-laki tersebut. "Wah! Pacar aku jago masak juga ternyata!" Sorotnya dipenuhi binar saat melihat nasi goreng seafood yang Bryan masak.

Rachel ingin segera mencicipinya!

Bryan melirik sesaat sembari terkekeh pelan. Tangan kiri yang bebas ia gunakan untuk mencubit pipi Rachel di sebelah kanan. "Baru bangun, Babe?"

Gadis itu mengangguk. Belum juga Rachel menyahut, ia lebih dulu menguap hingga matanya berair.

Lagi-lagi Bryan tergelak. Walau penampilan gadisnya sekarang tampak acak-acakan dengan rambut yang kusut, Rachel tetap terlihat cantik di matanya.

Evanescence (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang