03.DREI

1.1K 167 578
                                    

"Aku ada,
Walaupun tak selalu berada di hadapanmu.
Aku akan selalu ada,
Disaat dirimu kesepian."
-Evanescence-

HAPPY READING, PEEPS!❤

~

Luna memasang earphone di kedua telinganya, saat ini ia sedang berada di perpustakaan untuk menenangkan pikirannya yang kusut.

Gadis itu perlahan menghembuskan nafas lelah, untung saja satpam berbaik hati kepadanya hingga ia di izinkan masuk ke sekolah walau terlambat 5 menit. Jika tidak, dapat dipastikan Luna sudah mengitari lapangan selama 10 kali saat ini.

Sekarang jam pelajaran kimia, namun, guru itu sedang rapat bersama guru-guru lainnya di ruang kepala sekolah. Alhasil, murid hanya diberikan tugas lalu setelahnya diperbolehkan melakukan aktivitas lainnya asal masih berada di lingkungan sekolah.

Disinilah Luna sekarang, perpustakaan yang jarang dihampiri oleh siswa siswi terkecuali teruntuk murid-murid yang cerdas, mereka akan memanfaatkan waktu luangnya untuk belajar hal baru.

Luna membolak-balikkan novel yang ia ambil dengan gerakan perlahan, rasa bosan mulai menghampirinya.

"Andai aja gue punya temen," keluh gadis itu dengan suara kecil dan bibir yang mengerucut.

Sejujurnya, Luna tidak sedingin itu kepada orang lain, hanya saja ia selalu menampilkan wajah datar dimana pun dan kapan pun karena mood nya yang jarang bagus. Alhasil, orang di sekitar Luna menganggap bahwa gadis itu anti untuk didekati, mereka menjauh bahkan sebelum mencoba mengenal Luna lebih dekat.

Luna menatap ke sekitar, rata-rata orang yang berada di perpustakaan ini mempunyai teman mengobrol, sedangkan ia hanya seorang diri duduk di pojokan, mendadak Luna merasa terasingkan.

Duk

"Aw ...." Luna berdesis ketika buku tebal menghantam pelan kepalanya.

Lalu Luna menoleh ke arah seseorang yang dengan sengaja menimpuk dirinya dengan buku tebal bertuliskan Sosiologi.

Mata gadis itu menyipit ketika mendapati seorang lelaki jangkung berkacamata tebal berdiri tepat di sampingnya, memasang wajah sumringah hingga matanya menyipit.

Lelaki itu menarik earphone yang berada di telinga kanan Luna seraya berkata, "Jangan melamun, ntar kesambet. Gue denger-denger ada gosip serem di perpustakaan ini, katanya ada setan gentayangan yang selalu gangguin murid," tuturnya kalem namun dengan suara rendah yang dibuat-buat, lalu melengos meninggalkan Luna yang sedang terpaku menatapnya.

Iris bola mata Luna masih intens menatap kepergian lelaki yang tak dikenalnya itu sampai sosoknya sudah menghilang di balik pintu.

Luna termangu dengan wajah kaku. Terrnyata, masih ada yang mau mengajaknya bicara walaupun untuk sebuah topik yang menurutnya terlalu random.

~

"Chel," panggil seorang gadis dengan rambut lurus serta aksesoris serba pink di kedua lengannya, gadis itu bername tag 'Nabilla'.

Rachel yang saat itu sedang sibuk menghapalkan rumus Matematika, terpaksa menolehkan kepalanya ke samping kiri dengan senyuman.

"Apa?"

Nabilla tersenyum cerah, kemudian menyodorkan sebuah buku tulis ke Rachel.

"Kerjain tugas kimia gue, dong. Habis istirahat 'kan disuruh kumpulin, gue belum kerjain sama sekali. Gak paham," keluh Nabilla dengan wajah suram yang dibuat-buat.

Evanescence (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang