34.VIERUNDDREIßIG

373 52 87
                                    

Sebab rasa candu yang menggebu,
tanpa sadar telah membuatnya menjadi bisu.
Sehingga ketika dua manik itu beradu,
menciptakan sebuah detakan yang padu.
-Evanescence-

HAPPY READING, PEEPS!

~

Ekspresi sebal Luna sangat kentara di wajah manisnya saat membaca balasan dari Bryan.

Adik kecil?

Emang Luna sekecil apa sampai laki-laki itu memanggilnya dengan sebutan begitu?

Dasar. Di mana-mana orang pengen kelihatan lebih muda, dia malah bangga jadi lebih tua. Batinnya merengut kesal.

Ting

El
Gue udah sampai.

Luna mengembangkan senyumannya ketika mendapatkan pesan singkat dari El yang membuat kekhawatirannya perlahan surut.

Luna
Syukurlah, gue lega.
Read

El
Lo jam berapa mau ke sini?
Read

Luna
Sekitar jam delapan pagi, deh. Sekalian mau jogging.
Read

El
Oke. Sampai jumpa besok, Lun.
Read

Luna
Oke~
Read

Luna menyimpan ponselnya ke atas nakas di samping kasur, lalu merebahkan diri di kasur.

Saat ini Luna hanya memakai kaos kebesaran dan celana training milik Bryan. Sebab, pakaian yang dibelikan oleh Mama Bryan terlalu bagus untuk dipakai tidur sehingga laki-laki itu menyuruh Luna memakai pakaiannya sementara.

Jantung Luna kembali berdebar, namun bukan debaran yang menyenangkan.

Luna takut untuk memejamkan matanya karena tidak ingin mimpi buruk akan masa lalunya kembali terulang dan membuat Luna harus melakukan self harm lagi.

Akhirnya, ia terjaga dari tidur tanpa menghiraukan kantung matanya yang terlihat jelas.

Luna berbalik ke kanan dan ke kiri, gelisah. Sebenarnya Luna sudah merasakan ngantuk yang teramat sangat tetapi rasa takutnya lebih besar yang membuat Luna parno untuk sekedar memejamkan mata.

Ting

Suara dering nada ponsel membuat Luna mengambil ponselnya kembali.

Sebuah pesan atas nama Bryan terpampang di layar ponsel itu.

Bryan
Udah tidur?

Luna menimbang, haruskah ia ceritakan masalah tidurnya ke Bryan?

Tapi, jika Luna melakukan itu Luna takut akan mengganggu keseruan Bryan di sana.

Kepalanya menggeleng pelan. Luna memutuskan untuk tetap merahasiakan ketakutannya.

Luna
Bentar lagi, mau habisin kue dulu.
Read

Dahi Luna mengerut, apa Bryan tidak sedang sibuk?

Katanya mau tanding, kok bisa cepet responnya.

Evanescence (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang