20.ZWANZIG

524 67 265
                                    

Terlalu sering menutupi luka,
bertingkah seolah sedang baik-baik saja.
Sehingga terlupa,
bahwa diri tetaplah hanya manusia biasa.
-Evanescence-

Note : Download atau cari dulu lagu Unstoppable by Sia.
Atau kalau nggak mau download, putar aja yang ada di mulmed, ya.
Nanti di pertengahan part ada aku kasih note buat mulai putar lagunya^^

HAPPY READING, PEEPS

~

Rachel sedikit berlari di koridor, ingin sampai ke toilet sesegera mungkin.

Di tengah perjalanan, dirinya berpas-pasan dengan Nabilla. Gadis itu terlihat seperti habis menangis karena matanya yang memerah dan sedikit bengkak.

Rachel hanya menatap sahabatnya itu sebentar lalu melanjutkan larinya tanpa menghiraukan keadaan Nabilla yang kacau, gadis berpenampilan feminim itu kini berbalik menatap punggung Rachel yang semakin menjauh.

Tanpa berniat untuk peduli, Nabilla kembali berjalan santai menuju kelasnya.

~

Brak

Rachel membuka pintu toilet dengan kasar, kemudian menguncinya karena ia tidak ingin ada seorang pun yang bisa melihat dirinya yang sudah diambang batas kehancuran.

Sembari melangkah, air mata yang ia tahan sejak tadi kini perlahan mengucur deras membasahi pipi tirusnya.

Rachel mematut diri di depan cermin.

Gadis yang selalu dibanggakan oleh orang-orang karena kecantikan serta kepintarannya itu kini tampak tidak jauh dari seorang pecundang.

"Argh!" Rachel berteriak nyaring hingga suaranya menggema. "Brengsek!"

Napas gadis itu memburu, mencengkram kuat wastafel dengan mata terpejam.

Berbagai macam kemungkinan yang akan terjadi ketika ia sampai di rumah nanti kini mulai bermunculan dan memenuhi pikirannya.

Rachel takut.

"Kamu harus lebih hebat dari Luna, Rachel."

"Tetap jaga nilaimu jangan pernah turun, harus stabil bagaimana pun caranya."

"Kalahkan Luna, maka Papa akan mengizinkanmu kuliah di Jepang bersama Bryan."

"Rachel, anak Papa yang sempurna. Jangan pernah mengecewakan ekspektasi Papa padamu, oke?"

"Mau hidup yang selalu enak, 'kan? Makanya, turuti keinginan Papa. Papa akan membuatmu menjadi gadis yang berkelas dan bahagia, tentunya."

"Untung saja dirimu bisa diandalkan, Papa sayang padamu, Rachel. Jangan pernah mengecewakan Papa, ya?"

"Tentu saja perjuanganmu sekarang belum berarti apa-apa untuk Papa, 'kan? Karena sejak kecil Papa sudah berusaha keras untuk membuatmu menjadi sesempurna ini."

"Jadilah yang terbaik di mata Papa, Papa akan memberikan kasih sayang  yang sepenuhnya untukmu."

"Mendapat nilai 100 itu mudah, Rachel. Kamu hanya perlu belajar tanpa mengenal lelah."

Evanescence (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang