80.ACHTZIG

242 25 1
                                    

Pepatah mengatakan bahwa bayanganmu pun akan pergi di saat gelap.
Dan ternyata ...
itu benar.
-Evanescence-

HAPPY READING, PEEPS!

~

Hari demi hari berlalu.

Luna seakan kembali masuk ke dalam ruang gelap nan sesak yang sempat ia tinggalkan beberapa waktu lalu.

Terlalu kosong.

Dan juga hampa.

Tanpa ada El di sisinya.

Tidak ada lagi senyuman serta tatapan teduh yang ia dapatkan setiap menyambut pagi.

Jiwanya terasa ditikam bahkan lebih dalam saat tidak mampu menemukan alasannya untuk bertahan.

Laki-laki itu seolah tidak pernah ada. Seolah-olah kehadirannya hanyalah sebatas fatamorgana yang Luna ciptakan dalam sentuhan khayalnya.

El benar-benar menghilang.

Tanpa menyisakan bekas walau hanya secarik kertas.

Luna hancur dengan teramat sangat. Padahal, kisah mereka baru saja dimulai. Tapi, kenapa harus sesingkat ini?

Dan ...

Kenapa harus semenyakitkan ini?

Luna tidak sanggup.

Luna tidak mampu untuk kembali ke kubangan putus asa yang sewaktu-waktu bisa saja menenggelamkan seluruh jiwanya.

El ...

Sosok laki-laki yang datang ke kehidupan gadis itu dalam waktu kurang dari setahun itu ternyata mampu menjelma menjadi udara bagi bahagianya.

Menjadi air bagi atmanya yang kekeringan.

Dan kini, ia menghilang tanpa jejak. Turut membawa seluruh kebahagiaan Luna.

Gadis yang rambutnya sudah mulai memanjang tersebut hanya mampu menatap hampa hamparan ilalang di depannya yang menjadi salah satu tempat favorit mereka.

Dan juga salah satu tempat di mana Luna mengatakan tentang betapa berartinya sosok El dalam hidup gadis itu.

Walau sudah terlalu banyak menangis hingga mata Luna bengkak, tetap saja cairan bening itu tidak pernah absen keluar dari matanya.

Semilir angin menerbangkan bagian-bagian ilalang lalu melintasi dirinya.

Luna merasa de javu. Waktu itu, ia merasa bahagia ketika melihat ilalang tersebut berterbangan. Tapi sekarang semua terasa begitu jauh berbeda.

Ia sudah mencari El ke semua tempat yang dirinya ketahui. Akan tetapi, hanya kecewa yang Luna dapatkan.

Bahkan, panti asuhan yang menjadi tempatnya menenangkan diri sekarang sudah tutup. Tidak ada satu pun orang yang tahu ke mana semua penghuni itu pergi.

Mereka hilang tak berbekas.

Luna memejamkan mata diiringi hembusan napas yang berat. Sudah tidak terkira lagi tentang seberapa sesak dadanya.

Entah kenapa, tiba-tiba otaknya kembali mengingat rekaman berbagai momen bahagia yang mereka lakukan selama ini.

"Mau bareng?"

"Lo demen makan tokek, enggak?"

"Bagaimana bisa ... sebuah permata menjadi beban?"

"Lo lucu kalau lagi salting."

Evanescence (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang