Tentang jiwa kosong yang tengah terhunus,
Terus berjalan lurus tanpa putus.
Berharap di ujung jalan menemukan sebuah alasan,
Untuk apa dirinya tetap bertahan.
-Luna, Evanescence-Note : Sebelum baca putar dulu lagu di mulmed, resapi maknanya~
HAPPY READING, PEEPS!
~
"Sudah pulang ternyata. Bagaimana harimu, anak sialan?" tanya Rei dengan intonasi rendah, tatapan tajamnya menghunus tepat ke manik Luna yang sedang menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
Genggaman gadis itu mengerat walau tangannya bergetar dan terasa penuh oleh keringat dingin, menatap tak gentar sosok angkuh di depannya yang mulai berjalan mendekat.
"Anak tidak tahu diri." Rei berdesis seraya tetap melangkah pelan.
"Anak tidak berguna," lanjutnya dalam selangkah.
Bola mata Luna bergulir menatap ke atas, menahan air matanya agar tidak jatuh. Hatinya sekarang seperti diremas, lalu hancur berkeping.
Apa tidak artinya kehadiranku dalam hidupmu, Pa?
"Kau selalu menyusahkan orang-orang di sekitarmu, Luna," tukas Rei dengan pandangan sengit.
Kenapa selalu aku yang menjadi sasaran kemarahanmu?
Beberapa langkah lagi Rei akan sampai di depan anak bungsunya, pandangan nyalang itu tetap menghunus tajam ke Luna tanpa beralih sedikit pun.
"Kenapa kau harus hadir dalam hidupku, anak sialan!" Teriakan Rei menggema dalam ruangan itu.
Aku lelah, Pa.
Rei melajukan langkahnya.
Jantung Luna berdetak semakin cepat, namun ia tak kunjung bergerak untuk melarikan diri. Luna terlalu lelah dan mati rasa.
Bibir serta tubuh Luna bergetar, tetapi Luna tetap tak acuh. Sudah siap untuk menyambut kehancurannya yang ke sekian kali dari seseorang yang seharusnya menjadi tempat gadis itu berlindung.
"MENGAPA KAU HARUS HIDUP DI ANTARA KAMI, BRENGSEK!"
Rei tiba di depan Luna, berdiri dengan tubuh yang tegap.
Plak
Luna terjatuh, tamparan itu terasa panas di pipinya.
Tidak bisakah aku merasakan kehangatan di keluarga ini barang sekali saja?
Tes
Sebulir liquid hangat berhasil lolos dari manik hazel itu.
Luna merasa hancur untuk ke sekian kalinya.
Ia mendongak, menatap Rei sebentar lalu netranya beralih ke arah Agatha yang sedang bersidekap dada melihatnya dengan sorot meremehkan, senyuman tercetak jelas di bibir merah wanita glamor itu.
Lalu, pandangan Luna bergulir ke Rachel yang menatapnya datar.
Di detik berikutnya, Luna dipaksa berdiri oleh Rei.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescence (END)
Teen FictionBELUM DI REVISI! -UPDATE SETIAP HARI SENIN, RABU DAN SABTU- Evanescence berasal dari bahasa Jermanik yang berarti "kehilangan". Novel ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang gadis belia yang baru saja berusia 19 tahun bernama Luna. Dengan s...