Jangan pernah meremehkan seseorang yang selalu tampak santai.
Bukankah justru air yang tenang adalah tempat huni buaya ganas?
-Evanescence-*Sa ae kutil onta :)
HAPPY READING, PEEPS!
~
Rachel hari ini sudah dibolehkan pulang oleh Dokter. Walaupun begitu, raut wajah gadis itu terlihat tidak menunjukkan kegembiraan sama sekali.
Dirinya malah lebih memilih terbaring sakit di ranjang daripada harus kembali menghadapi kisah hidupnya yang pelik. Rachel terlalu takut dan tidak tahu harus bagaimana ke depannya.
Jujur saja, semua masalah yang menimpa Rachel sampai saat ini sudah cukup membuat dirinya lelah dan ingin menyerah. Apa lagi jikalau di masa depan akan datang masalah baru yang lebih berat dari sekarang? Rachel tidak yakin mampu melaluinya dengan baik.
Karena, beban yang dia tanggung sudah cukup membuat akal sehatnya runtuh dan sempat melakukan tindakan kejam untuk dirinya sendiri tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.
Ya Tuhan. Harus dengan tindakan apa agar Rachel bisa terbebas dari belenggu yang selama ini mencekik dirinya?
Si gadis berperawakan layaknya boneka menyorot redup sekelilingnya yang bernuansa serba putih. Netra itu tampak sedang merenung seraya menggerakkan kedua kakinya yang menggantung untuk mengusir rasa bosan.
Sedari tadi Rachel hanya duduk di atas pinggiran brangkar tanpa melakukan kegiatan yang berarti.
Sekitar belasan menit lagi pak Eko akan sampai ke rumah sakit untuk menjemputnya.
Jangan tanyakan ke mana keberadaan orang tua Rachel.
Karena mereka sama sekali tidak akan datang.
Setelah mengetahui Rachel telah siuman dan ketika Dokter memberi tahu bahwa Rachel sudah boleh pulang, wanita anak dua itu langsung mengemasi barang-barang anaknya kemudian pamit, sebab, Agatha harus pergi melakukan survey ke berbagai tempat di Paris untuk menambah pengetahuannya akan dunia Fashion. Sedangkan Rei memang tidak pernah menampakkan dirinya semenjak Rachel masuk rumah sakit.
Miris, memang.
Banyak orang yang menganggap dirinya memiliki hidup paling sempurna tanpa tahu kisah kelam dibalik kesempurnaan seorang Rachel.
Kesepian, tangis, rasa takut, tertekan, semua telah Rachel rasakan.
Tidak ada hal spesial di dalam hidupnya. Bahkan, seseorang yang selalu menjadikan Rachel kuat seperti sekarang lebih memilih untuk bersama dengan kembarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescence (END)
Teen FictionBELUM DI REVISI! -UPDATE SETIAP HARI SENIN, RABU DAN SABTU- Evanescence berasal dari bahasa Jermanik yang berarti "kehilangan". Novel ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang gadis belia yang baru saja berusia 19 tahun bernama Luna. Dengan s...