Sebab,
keegoisan akhirnya hanya akan menenggelamkan dirimu ke dalam lautan penyesalan tak berujung.
-Evanescence-HAPPY READING, PEEPS!
~
Luna melangkah lebar menuju ruang kerja Rei, bersama Nabilla dan Rachel di belakangnya.
Tangan gadis itu mengepal kuat. Ia tidak akan diam lagi. Perbuatan sang papa benar-benar menguji kesabarannya kali ini.
Akan tetapi, langkah ketiga gadis itu terhenti ketika melihat sekumpulan polisi yang menguasai ruangan tersebut.
Dan di antara para pria berseragam tersebut, mereka dapat melihat siluet Bryan yang sedang mencoba menelepon seseorang.
Dahi Luna berkerut begitu juga Nabilla. Sedangkan Rachel melangkah lebih dulu melewati mereka. "Bryan!" panggilnya.
Suara lembut itu membuat Bryan menghentikan aktivitasnya, lalu menoleh. Kedua alis itu terangkat dengan ekspresi terkejut. Tak urung Bryan berlari kecil mendekati Rachel.
"Ada apa?" tanya Rachel panik.
"Aku baru aja mau nelpon kamu dan Luna," ujar Bryan sembari melirik Luna yang berada tak jauh di belakang Rachel.
Kali ini Luna mendekati pasangan tersebut lalu disusul oleh Nabilla. "Ada apa, Bryan?" Luna mengulangi pertanyaan kakaknya.
Bryan menipiskan bibir. "Kalian harus masuk ke dalam. Ayo," ajaknya berjalan lebih dulu.
Dengan perasaan campur aduk ketiga gadis tersebut mengikuti langkah Bryan.
Bryan memberi akses jalan untuk ketiganya di antara kerumunan polisi.
Setelah berhasil masuk ke dalam ruangan, alangkah terkejutnya Luna dan Rachel saat melihat papanya sudah diborgol oleh pihak polisi.
Luna terdiam, sedang Nabilla di sebelahnya menutup mulut tak percaya.
Di sisi lain, Rachel melangkah lebar menghampiri papanya. "Pak, ada apa ini? Kenapa Papa saya diborgol?!" seru Rachel kepada salah satu polisi di dekatnya.
"Ayah anda kami tangkap karena terbukti sudah melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga," jelas polisi tersebut lugas.
"Rachel! Tolongin Papa!" Rei meraung dengan air mata bercucuran.
Gadis itu terbelalak. Kemudian, ia membalikkan badan untuk menatap pacarnya.
Laki-laki bule itu mengangguk. Seolah berkata bahwa semua ini adalah rencananya yang pernah ia beberkan beberapa waktu lalu.
Nabilla menyenggol lengan Bryan. "Ini semua ulah lo, Bang?" bisiknya.
Bryan melirik Nabilla sesaat seraya bersidekap di depan dada. "Ya. Dia harus merasakan akibat dari keegoisannya selama ini."
Di sisi lain, Luna masih terdiam. Ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa sekarang. Semuanya serba tiba-tiba.
Namun, ia dapat mendengar raungan dari papanya yang meneriaki namanya dan juga Rachel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescence (END)
Teen FictionBELUM DI REVISI! -UPDATE SETIAP HARI SENIN, RABU DAN SABTU- Evanescence berasal dari bahasa Jermanik yang berarti "kehilangan". Novel ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang gadis belia yang baru saja berusia 19 tahun bernama Luna. Dengan s...