author's pov
ALLYCIA masih bergeming pada posisi yang sama dengan isi kepala yang berbelit-belit. Perlahan-lahan ia mengangkat wajah untuk menatap dirinya dari pantulan cermin. Kini kepalanya sedikit menoleh kearah pintu kamar mandi yang tertutup, diluar sana terdengar suara percakapan ringan antara ayah dan anak, siapa lagi kalau bukan Jiaqi dan Aiela?
"Lebih baik saya pulang saja, tidak enak menginap dirumah orang."
Jiaqi menggeleng, "Kamu yakin mau pulang sekarang? diluar saja hujan badai disertai petir, ditambah pula tidak ada kendaraan disana. Bahaya!" tegas Jiaqi yang sama sekali tidak membuat Allycia berubah pikiran.
"Tapi saya harus pulang, kita tidak ada hubungan apa-apa. Tabu sekali kalau saya menginap disini."
Jiaqi meraih kedua bahu Allycia, "Allycia, dengarkan saya. Akan sangat bahaya kalau kamu pulang sekarang. Lagi pula kamu tidur dikamarnya Aiela, bukan kamar saya. Kenapa sih? Kamu tenang saja, disini tidak ada tetangga yang suka mencampuri urusan orang. Kedatanganmu saja belum tentu mereka tahu, jadi jangan khawatir lagi, okey?"
"Bibi jangan pulang, disini saja sama Aiela." Gadis kecil itu juga ikut andil dalam mempertahankan Allycia untuk menginap.
Jiaqi melangkah pergi, tak berselang lama pria itu kembali dengan sebuah paper bag yang entah isinya apa.
"Ini milik mamanya Aiela, pakai saja untuk malam ini. Tidak mungkin 'kan kamu tidur memakai setelan kerja?" ujar Jiaqi sambil menyodorkan paper bag tersebut kepada Allycia.
Allycia terdiam sampai akhirnya ia menerima paper bag tersebut.
"Yasudah, cepat bersihkan dirimu, biar kelihatan lebih segar," intrupsi Jiaqi dan diangguki oleh Allycia.
Allycia masih memandang dirinya yang mengenakan pakaian milik istrinya Jiaqi. Sangat pantas, tapi ia merasa lancang karena memakai pakaian orang lain. Dalam hati ia merutuki hujan yang bahkan sampai sekarang pun belum reda. Membuat dirinya merasa serba salah saja!
Kritt...
Krittt...
Pyarr!!
"PAPA!!" Suara teriakan Aiela telah menjadi hal utama yang menyambut suasana gelap saat ini. Allycia membuka pintu kamar mandi dengan paksa setelah dirinya mendengar suara nyaring yang diciptakan oleh bohlam lampu yang pecah dan membuat lampu disekitarnya ikut padam.
"Allycia, kamu tidak apa-apa?"
"Saya baik-baik saja, tuan," jawab Allycia setelah berhasil keluar dari kamar mandi.
"Hmm... Maksudku, Aiela. Tapi, baguslah kalau kau baik-baik saja," timpal Jiaqi yang masih memeluk Aiela yang tampak ketakutan.
- - -
"Okey, bagus, hanya kamar Aiela saja yang padam lampunya," ujar Jiaqi setelah memastikan kalau lampu ditempat lain masih menyala.
"Kenapa bisa seperti itu?" tanya Allycia penasaran.
Jiaqi menata tempat tidurnya yang sedikit berantakan, sembari menjawab, "Karena saluran listrik yang tersambung pada kamar Aiela itu berbeda, jadi yang lain tidak terkena imbasnya," jawab Jiaqi sekenanya, sementara Allycia hanya mangut-mangut.
"Okey, sudah beres." Jiaqi menepuk-nepukkan telapak tangannya setelah beres membersihkan tempat tidurnya.
"Malam ini, kamu dan Aiela tidur disini," ucap Jiaqi sambil menatap Allycia dan Aiela yang masih berdiri di ambang pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
you and my time
Fanfiction❝you're my dream come true.❞ takdir telah mempertemukanku dengan seorang gadis kecil yang memiliki alis, mata, hidung, bibir, bahkan senyuman yang sama dengannya. hampir delapan tahun aku hidup tanpa sosok idola yang aku jadikan sebagai panutan, nam...