four ; if you're with me

163 27 33
                                        

Author's pov

JARUM jam sudah menunjukkan pukul sepuluh kurang lima menit, itu artinya sebentar lagi Aiela akan segera keluar dari kelasnya. Jiaqi mendudukkan dirinya disebuah kursi tunggu khusus orang tua yang menjemput putra putrinya pulang sekolah.

Sejak tadi Jiaqi menghabiskan waktunya hanya untuk membuka menutup kemudian membuka lagi dan menutup lagi aplikasi wechat agar terlihat sibuk dengan ponselnya. Pasalnya sejak tadi ada segerombol ibu-ibu muda yang sepertinya sedang membicarakannya. Lihat saja arah mata mereka yang tertuju pada Jiaqi, hmm dasar ibu-ibu.

"Selamat siang, tuan." Salah satu ibu muda dari gerombolan tadi duduk tepat disebelahnya. Jiaqi membulatkan matanya merasa ketar-ketir, kemudian sedikit bergeser memberi jarak antar keduanya.

"Siang," balas Jiaqi singkat sambil sesekali berdehem membuang rasa canggung.

"Sepertinya anak kita sekelas, ehmm... sepertinya tuan belum masuk group chat khusus orang tua, ya? boleh saya minta id wechatnya? kebetulan saya adminnya."

Lagi-lagi Jiaqi dibuat takut oleh keagresifan wanita disebelahnya ini.

"Tidak perlu, biasanya saya dapat info dari laoshi langsung. Jadi tidak perlu masuk group chat," jawab Jiaqi seadanya.

Wanita itu berdecak, "Setelah ini laoshi tidak akan lagi memberi info secara pribadi. Info akan dikirim pada group chat, jadi anda harus masuk. Cepat berikan id wechat anda!" ujar wanita itu sedikit mendesak.

"Saya bilang tidak perlu."

"Tapi anda harus masuk, lagi pula memberi id wechat saja apa susahnya sih?!" kesal wanita itu karena tak sabaran.

"Jiaqi, tadi aku membel—"

"Nah, sebentar ya nyonya, istri saya datang. Hai sayang, kamu membeli apa? kelihatannya segar sekali." Jiaqi berdiri dari duduknya dan menghampiri Allycia yang baru saja datang dengan tiga botol jus mangga.

Allycia terdiam sejenak mendapati Jiaqi yang memperlakukannya dengan tak biasa, dan tentu saja membuat otaknya sedikit nge-bug.

"Kamu perhatian sekali membawakanku jus. Istri yang pintar." Jiaqi mengusap-usap puncak kepala Allycia membuat wanita asing itu berdiri dengan ekspresi yang sulit untuk diartikan.

Allycia terlihat cengo, menatap Jiaqi dan wanita itu secara bergantian, "Mak—" Baru ingin melayangkan protes, Jiaqi sudah lebih dulu memotongnya.

"Ouh, sebentar."

Jiaqi mendekatkan wajahnya pada tengkuk Allycia. Ralat, bukan tengkuk melainkan ingin membisikkan sesuatu.

"Berpura-puralah menjadi istriku, wanita itu berusaha untuk mendekatiku. Aku butuh sekali bantuanmu," bisik Jiaqi. Allycia mengangguk pelan setelah paham dengan perlakuan Jiaqi barusan.

"Rambutmu wangi sekali, aku suka aromanya," puji Jiaqi basa-basi.

Allycia tersenyum, "Terima kasih, bukannya kamu sendiri yang memilihkannya, eum?"

Jiaqi tersenyum tipis, "Tentu saja."

Wanita itu menatap kesal mereka berdua yang menebar keromantisan dimuka umum. Selain merasa iri dia juga merasa tak terima karena ternyata laki-laki yang digosipkan sebagai young duda itu ternyata memiliki istri.

you and my time  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang