LANGKAH Allycia terhenti begitu mendapati Jiaqi tengah tertidur bersama Aiela yang berada di dalam rengkuhannya. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai pendamping pribadi Jiaqi, tapi pria itu malah tertidur bukannya membangunkan Aiela.
Allycia menghampiri Jiaqi yang tengah terlelap, ditepuknya lengan pria itu secara perlahan, lantas Jiaqi terbangun dan membuka matanya secara perlahan.
"Ini sudah pukul tujuh, Aiela tidak sekolah?" tanya Allycia setengah berbisik. Jiaqi mengubah posisinya perlahan-lahan agar tidak mengganggu tidurnya Aiela.
"Aiela sakit," jawab Jiaqi dengan suara khas orang sehabis bangun tidur.
"Sakit? Kemarin dia baik-baik saja."
"Iya, ini semua karena alerginya kambuh. Kemarin dia makan udang."
Allycia meringis melihat ruam-ruam pada kulit Aiela yang semakin memerah, "Tidak dikasih obat? Kasian Aiela." Allycia mendekatkan dirinya pada Aiela untuk memeriksa keadaan gadis itu.
"Aku berencana untuk membawa Aiela ke dokter pribadinya, sekalian menitipkannya disana. Kita hari ini ada meeting penting."
Allycia menjauhkan tubuhnya dari Aiela, "Hm... Baiklah, tapi Aiela dapat dipastikan aman 'kan?"
"Pasti aman." Jiaqi bangkit dari duduknya dan berdiri di depan kaca untuk memperbaiki pakaiannya yang sedikit berantakan.
"Jujur saja aku tidak tega kalau Aiela harus dititipkan ke orang lain, apalagi dia sedang sakit. Kita ajak saja dia ke kantor, bagaimana?"
Jiaqi membalikkan badannya, "Tenang saja, dokter pribadinya sudah sangat akrab dengan Aiela. Tidak usah khawatir."
Allycia tidak menjawab, ia masih sibuk mengusap-usap kepala Aiela, "Dia demam tinggi."
Jiaqi mengangguk dan ikut menghampiri Aiela, diciumnya putri semata wayangnya itu, "Tidak ada pilihan lain 'kan?"
"Bagaimana kalau hari ini aku absen dulu? Aku tidak tega kalau Aiela harus tinggal bersama orang lain."
Jiaqi terkekeh, "Yakin?"
Allycia mengangguk, "Potong saja gajiku, tidak apa-apa. Yang penting kondisi Aiela dapat terpantau."
Hening. Mata Jiaqi masih fokus memperhatikan betapa pedulinya Allycia terhadap putri semata wayangnya itu, bahkan sejauh ini ia yang bernotabe sebagai 'ayah kandung' dari Aiela saja tidak pernah sepeduli itu. Entahlah tapi Jiaqi merasa sangat bersyukur telah dipertemukan dengan Allycia, wanita asing yang telah memberikan warna dalam hidupnya dan hidup Aiela. Allycia tak hanya baik kepadanya tapi juga sayang terhadap Aiela. Lihat saja, wanita itu benar-benar memperlakukan Aiela seperti anaknya sendiri.
"Allys."
Allycia mengangkat wajahnya, "Ya?"
"Kenapa kamu begitu peduli pada Aiela?"
Allycia diam sejenak, beberapa detik setelahnya ia tersenyum, "Karena aku menyayanginya."
"Kamu menyayanginya karena dia tidak punya ibu?"
"Mungkin itu salah satu alasannya, tapi sejak pertama kali aku bertemu dengan Aiela aku merasa bahwa aku harus menyayanginya. Dia anak yang manis, pintar... aku ingin punya anak sepertinya."
Jiaqi terkekeh, "Jadi kamu menyayanginya bukan karena rasa kasihan 'kan?"
Allycia menggeleng, "Bukan, aku menyayanginya karena dia layak mendapat kasih sayang. Mungkin sejak lahir Aiela tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Selama aku bisa memberikannya, kenapa tidak?"
"Ma Jiaqi, menyayangi seorang anak itu sudah menjadi tanggung jawab kita sebagai orang dewasa, tanpa alasan. Seorang anak dihadirkan untuk melengkapi hidup kita, dia adalah anugerah dari Tuhan. Akan berdosa sekali jika kita menyia-nyiakannya, iya 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
you and my time
Fanfic❝you're my dream come true.❞ takdir telah mempertemukanku dengan seorang gadis kecil yang memiliki alis, mata, hidung, bibir, bahkan senyuman yang sama dengannya. hampir delapan tahun aku hidup tanpa sosok idola yang aku jadikan sebagai panutan, nam...