sixty eight ; new person.

112 17 28
                                        

HARI terus berganti bersamaan dengan segala riset yang terkumpul untuk menentukan hukuman bagi tuan Ma yang sudah lama menetap di kantor polisi selama masa penyelidikan. Dan semakin hari juga kehidupan mereka tak berjalan baik seperti dahulu kala, hanya ada keheningan dan sama-sama larut akan pikiran masing-masing.

Melalui hal ini tentu saja membuat Allycia sedikit merasa stress, ia sering merasa kram pada perutnya dan mual yang berlebihan. Namun, ia tak pernah membicarakan ini dengan Jiaqi. Bukan tanpa alasan Allycia melakukan itu, karena semenjak kejadian mengejutkan itu Jiaqi menjadi sosok yang dingin dan irit untuk berbicara. Semua itu tentu saja mempengaruhi kehidupan rumah tangga mereka yang harmonis seperti dulu.

Jiaqi yang selalu berangkat lebih pagi, pulang larut malam, dan terus seperti itu di setiap harinya. Membuat Allycia maupun Aiela sangat sulit untuk berkomunikasi dengan pria itu.

Dan kini, tibalah saatnya dimana hari persidangan itu dilakukan. Kasus tabrak lari yang begitu merugikan Allycia akhirnya terbalaskan.

Harusnya Allycia merasa senang akan semua itu, tapi yang saat ini ia rasakan justru sebaliknya. Ia memejamkan kedua matanya erat-erat mendengar berbagai penjelasan yang keluar dari mulut hakim mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh tuan Ma.

Hanya satu yang tidak bisa dimengerti oleh Allycia, kenapa pria itu hanya diam ketika ia tahu bahwa ia pernah menjadi pelaku atas tabrak larinya? Yang menyebabkan ia tak bisa beraktivitas normal layaknya manusia pada umumnya? Yang membuatnya menderita dan selalu mengonsumsi obat disetiap harinya?

"... Oleh sebab itu, terdakwa akan menerima hukuman 2 tahun penjara atas tindakan yang ia lakukan."

Tiga kali ketukan membuat sosok yang saat ini duduk membelakangi mereka resmi mendapat hukuman dua tahun penjara. Ya, memang tak setimpal dengan penderitaan Allycia saat ini. Tapi ia merasa lega karena waktu dua tahun itu bukanlah waktu yang begitu lama dan ia berharap keluarganya akan kembali seperti dulu.

-  -  -

"Allycia."

Panggilan itu membuat wanita itu menoleh menatap seseorang yang saat ini diborgol oleh dua polisi.

"Ya?"

Hening untuk beberapa saat, hingga akhirnya.

Brukk.

"Papa minta maaf." Pria itu berlutut bahkan bersujud dihadapan Allycia sebagai ungkapan rasa bersalahnya selama ini. Pria itu menangis sejadi-jadinya, ia malu bertemu dengan Allycia yang ia celakai ketika masih kecil.

Allycia berlutut, "Papa tidak usah terlalu memikirkan ini. Jalani saja hukumannya dan kembalilah seperti dulu."

"Papa melakukan ini karena papa tidak sengaja, papa hanya menolong seseorang yang nyaris meregang nyawa."

"Tapi tindakan papa sangat ceroboh. Harusnya papa tidak melakukan itu, iya 'kan?"

Tuan Ma tidak dapat berkata-kata, paru-parunya mendadak kosong akan oksigen. Ia terus saja menangis merutuki kebodohan serta kejahatannya dimasa lalu.

"Harusnya papa mendapat hukuman dua puluh tahun penjara, tapi aku meminta mereka untuk meringankan semuanya."

"Apa?"

you and my time  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang