sixty two ; everlasting

128 14 30
                                    

TERHITUNG sudah delapan jam Jiaqi dan Allycia tiba dan beristirahat sembari berbincang di tepi kolam renang. Saat ini mereka berada di sebuah resort yang terkesan private.

"Apa yang terbesit dikepalamu mengenai honeymoon, Allys?"

Allycia menoleh melirik Jiaqi yang sedang menggoyang-goyangkan kakinya di dalam air.

"Liburan," jawab wanita itu singkat.

"Hanya itu?"

"Liburan berdua. Aku selalu berpikir bahwa honeymoon adalah moment langka. Jadi, kita harus memanfaatkannya dengan sebaik mungkin."

"Lalu apa yang kau inginkan di moment kita ini?"

"Aku ingin bersepeda di tepi pantai, main kucing-kucingan, mengobrol sambil minum teh dibawah sunset, jalan-jalan sambil kulineran, dan makan malam yang romantis."

Jiaqi mengulum senyum, "Kau sangat sederhana."

"Dasar kekanak-kanakan, honeymoon macam apa itu?" komentar Jiaqi tanpa menatap Allycia. Allycia yang awalnya excited pada keinginannya, kini dibuat jatuh oleh komentar Jiaqi. Apakah keinginannya se-tidak sefrekuensi itu dengan standart Jiaqi?

Menikah dengan orang kaya, ternyata tidak semudah itu - Allycia.

"Me-memangnya standart honeymoon menurutmu apa?" Kini Allycia bertanya balik.

Jiaqi melirik Allycia sekilas, "Menyewa bar kemudian pesta wine berdua sambil menikmati gemerlap lampu diskotik."

Allycia berdecih, "Honeymoon macam apa itu? Tidak ada kesan romantisnya sama sekali!"

"Itu sangat romantis, Allys. Kau ingin mencobanya?" Jiaqi menaikkan salah satu alisnya membuat Allycia merotasikan bola matanya malas.

"Kau coba saja sendiri, kau selalu saja mencuri kesempatan ketika aku mabuk!"

"Tapi kau menikmatinya 'kan?"

"CUKUP! Jangan bahas kejadian itu lagi!" Allycia tampak kesal dengan bahasan itu. Bagaimana tidak? Ia tidak sepenuhnya sadar dan Jiaqi malah memanfaatkan situasi itu.

"Well, aku hanya bercanda soal itu. Bagaimana bisa aku melakukan wine party sementara istriku tidak bisa mengonsumsi alkohol? Lebih baik kita ikuti saja keinginanmu." Jiaqi menarik kedua kakinya dari dalam air, bangkit berdiri kemudian melangkah pergi meninggalkan Allycia.

Situasi tersebut membuat Allycia merasa tak enak hati. Apakah ia terlalu egois sampai Jiaqi berkata demikian? Lagipula honeymoon adalah liburan untuk keduanya, bukan untuk menyenangkan salah satu.

"Jiaqi! Ma Jiaqi! Tunggu aku!" seru Allycia tapi sama sekali tak membuat Jiaqi berhenti. Pria itu tetap melanjutkan langkahnya membuat Allycia harus terburu-buru untuk mengejarnya.

"Ma Jiaqi! Xiao Ma! Jiaqi! Tunggu aku!"

Meski mendengar seruan itu, Jiaqi tetap melanjutkan langkahnya dengan senyuman picik andalannya. Ia sengaja menjahili Allycia, menurutnya Allycia sangat lucu ketika marah.

"Xiao Ma! Ma Hubby!"

BRUKK!!

"ADUHH!!"

Sontak Jiaqi memutar tubuhnya untuk melihat kondisi dibelakangnya. Jiaqi mendelik ketika mendapati Allycia bersimpuh dilantai sembari meringis kesakitan. Hal itu membuat laki-laki itu sontak berlari kearah istrinya.

"Katakan dimana yang sakit?" Jiaqi berjongkok sembari meneliti kondisi istrinya itu.

Bukannya menjawab pertanyaannya, Allycia justru menarik telinga suaminya itu dengan kuat. Tentu saja hal itu membuat Jiaqi meringis bahkan nyaris menjerit karena sakit.

you and my time  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang