twenty one ; all with you

114 18 66
                                    

KRIETT!!

Jiaqi, Aiela dan Allycia menoleh begitu seseorang mencoba masuk kedalam, dan kini orang itu sudah berdiri tegap di dekat pintu.

Jiaqi bangkit berdiri dari duduknya ketika orang kepercayaannya itu menatapnya dengan serius.

"Excuse me sir, saya sudah mendapat info bahwa Allycia teman kecil anda saat ini sedang tinggal di Indonesia."

Mata Jiaqi membulat, terkejut lebih tepatnya. Pria bersetelan formal itu melangkah mendekati orang kepercayaannya.

"Kau serius, Dean?"

Dean mengangguk, "Saya dapat dari dokter yang menangani nona Allycia, sir. Saya yakin bahwa ini tidak mungkin salah."

Jiaqi terdiam, pikirannya kalut mengenai keberadaan Allycia saat ini, "Yang jelas sekarang dia baik-baik saja kan?"

Dean menggeleng ragu, "Saya tidak tahu mengenai hal itu, tapi dokter bilang nona Allycia pergi ke Indonesia dalam keadaan belum sadar. Tapi kemungkinan besar dia masih hidup."

Jiaqi mengangguk paham, "Baiklah, saya suka dengan kinerjamu, Dean. Terima kasih banyak." Jiaqi tersenyum manis kearah Dean dan pria itu membalasnya dengan senyuman kecil, "Sama-sama, sir."

"Oh iya, ngomong-ngomong dokter memberiku ini. Beliau sengaja menyimpannya." Dean menyodorkan sesuatu yang ia keluarkan dari saku jas nya.

Jiaqi menerimanya, ia membuka plastik yang menjadi pembungkus benda itu dan mengeluarkan benda yang tak asing dimatanya.

"Ini penjepit yang saya hadiahkan ketika ia berulang tahun yang ke tujuh tahun. Ternyata masih bagus." Jiaqi memperhatikan penjepit itu dengan seksama.

"Iya, untuk ukuran tujuh belas tahun yang lalu, benda ini bisa dibilang awet dan masih bagus," balas Dean.

Jiaqi memasukkan penjepit itu ke dalam saku tuxedonya, "Baiklah Dean, kau boleh pergi. Terima kasih sekali lagi, kau tidak pernah mengecewakan."

Dean tersenyum, "Sama-sama, sir."

Pria itu melangkah pergi dari ruangan Jiaqi. Kini mereka semua terdiam, terlebih Allycia yang sejak tadi menyimak percakapan dua laki-laki dihadapannya. Dan yang menarik perhatian Allycia adalah, Allycia teman kecilnya Jiaqi tinggal di Indonesia.

Jiaqi tersenyum dan mencium pipi Aiela yang saat ini sudah berada di gendongannya, "Akhirnya kembaran Aiela sudah diketahui identitasnya, kita akan cari sama-sama, okay?" Jiaqi mengecup pipi Aiela sekali lagi.

Aiela menggeleng, "Kita sudah punya bibi Allycia, lalu kenapa kita masih cari bibi Allycia yang lain? Bukankah itu membuang-buang waktu?"

Jiaqi terkekeh, "Yasudah, biar papa saja yang cari keberadaan teman kecil papa."

Allycia berdeham, "Aku izin ke toilet sebentar, ya?" pamitnya dan diangguki oleh Jiaqi. Lantas wanita cantik itu melangkah menuju toilet yang berada di dalam ruangan Jiaqi.

Aiela kembali menatap papanya, "Papa tidak boleh mencari orang itu!"

"Kenapa?" Jiaqi mendudukkan dirinya diatas sofa dengan Aiela yang berada dipangkuannya.

"Karena disini sudah ada bibi Allycia!"

"Tapi Allycia teman papa itu adalah Allycia yang beda, yang berkesan di dalam hidup papa, Aiela."

Aiela berdecih lucu, "Bibi Allycia juga berkesan dalam hidup papa, iya kan?" Aiela menatap papanya dengan serius.

Jiaqi gelagapan, "Mana ada?!"

"Aiela pernah dengar kalau papa menelpon semua penjual rumah untuk tidak mengizinkan mereka menerima bibi Allycia menyewa rumahnya, iya kan? Itu artinya papa ingin bibi tetap tinggal di rumah kita."

you and my time  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang