PERNIKAHAN yang tak pernah terbesit ini merupakan sesuatu yang tak pernah terduga di dalam sejarah kehidupan Allycia. Menggenggam erat jemari seseorang yang sebentar lagi akan menjadi bagian dari hidupnya juga termasuk hal yang benar-benar membuat Allycia menyadarkan dirinya berkali-kali lalu berkata, Ini bukan mimpi 'kan? Dan yang paling tak terpikirkan adalah, Ia menikah dengan idolanya.
Oh, ayolah! Menikah dengan idola hanyalah mimpi bagi para penggemar. Tapi hari ini Allycia dapat memandang wujud idolanya dengan balutan kemeja putih dengan hiasan bunga mawar di dada sebelah kirinya. Pakaian dengan warna senada dengan miliknya. Allycia menunduk, ia tak percaya semua ini akan terjadi di kehidupannya. Ia yang selalu berpikir bahwa hidupnya hanya ada penderitaan tapi hari ini Tuhan telah menggantikannya dengan kebahagiaan yang tak terkira, hingga tanpa sadar sebulir air mata menetes dari sudut matanya.
"Ma Jiaqi, apakah kau bersedia menerima dan memimpin Allycia Graciella sebagai istrimu?"
"Ya, saya bersedia."
"Dan untuk Allycia Graciella, apakah kau bersedia menghormati Ma Jiaqi sebagai suamimu?"
Allycia mengangguk antusias, "Ya, saya bersedia.
Pendeta mengangkat sebuah kitab suci lebih tinggi dari tinggi keduanya, "Ucapkan janji pernikahan kalian yang tulus di hadapan Roh Kudus."
Seorang asisten pendeta menuntun keduanya untuk berdiri saling berhadapan dan saling menggenggam tangan, kini Jiaqi dan Allycia dapat menatap satu sama lain. Tanpa sadar sebuah senyuman kecil terbit di bibir Jiaqi.
"Saya Ma Jiaqi, mengambil engkau Allycia Graciella menjadi istri saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus."
Allycia sudah siap untuk menangis, tangannya gemetar tak karuan karena saking tak percayanya akan semua ini. Bahkan saking gemetarnya ia tak berani menatap kedua manik Jiaqi.
"Allycia, tatap calon suamimu dan ucapkan janji pernikahan kalian," tutur pendeta yang membuat Allycia kontan mengatur deru napasnya dan mulai mengucapkan janji pernikahan.
"Saya Allycia Graciella, mengambil engkau Ma Jiaqi menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus."
Jiaqi tersenyum puas, menggenggam serat jemari Allycia dengan kuat seolah tak ingin melepasnya sampai kapanpun.
"Finally, I have you."
Jiaqi memasangkan cincin pada jari manis Allycia, begitupun dengan Allycia yang memasangkan cincin pada jari manis Jiaqi. Setelah itu mereka berlutut dihadapan pendeta dan kedua tangan pendeta diletakkan diatas kepala mereka.
"Oleh sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
Dan tibalah saat dimana Jiaqi membuka veil yang dikenakan oleh Allycia. Kali ini giliran Jiaqi yang gemetar, ini adalah saat dimana ia benar-benar menjadi pria satu-satunya yang berhak atas Allycia. Jiaqi tak mampu menahan senyumnya, dan ketika tangannya itu berhasil membuka veil tersebut, ia tak tahan untuk memeluk Allycia yang kini sudah sah menjadi istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
you and my time
Fanfiction❝you're my dream come true.❞ takdir telah mempertemukanku dengan seorang gadis kecil yang memiliki alis, mata, hidung, bibir, bahkan senyuman yang sama dengannya. hampir delapan tahun aku hidup tanpa sosok idola yang aku jadikan sebagai panutan, nam...
