ALLYCIA melangkah terburu-buru ketika mendengar suara ketukan pada pintu utama berkali-kali. Wanita itu memutar knop dan membuka daun pintu bernuansa putih tersebut lantas mendapati seorang wanita paruh baya bersama seorang pria yang terlihat seumuran dengan Jiaqi berdiri dibelakangnya. Allycia diam sejenak, tentu ia tahu siapa pria dan wanita itu.
"Silahkan masuk," ucap Allycia mempersilahkan dua orang tersebut masuk kedalam rumah.
Wanita itu tersenyum tipis, kemudian masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Allycia merasa sangat kikuk berada diantara mereka.
"Em, anda mencari Jiaqi? Jiaqi masih tidur biar saya bangunkan," ujar Allycia dengan sopan.
"Tidak usah, biar saya yang melihatnya sendiri. Dia sedang sakit, jadi tidak mungkin saya membiarkannya jalan kemari."
Allycia mengangguk dan membiarkan wanita paruh baya pemilik senyum mirip Jiaqi itu menaiki anak tangga. Saat ini hanya tersisa Allycia dengan seorang pria yang seumuran dengan Jiaqi.
"Tuan, anda mau minum apa? Biar saya buatkan," tawar Allycia.
Laki-laki itu terkekeh, "Jangan panggil aku tuan, panggil Jiacheng saja. Aku saudara kembarnya Jiaqi."
Allycia mengangguk paham, "Baiklah, kamu mau minum apa?"
Jiacheng bangkit dari duduknya, tanpa menjawab pertanyaan Allycia, laki-laki itu berjalan bebas menuju lemari khusus yang terletak dilantai bawah. Yap, hanya berisi minuman laki-laki saja. Allycia hanya mampu diam sambil memperhatikan pergerakan Jiacheng menuju ruangan pribadi milik Jiaqi. Allycia hanya membiarkan, lagi pula Jiacheng lebih berhak atas rumah ini dibanding dirinya.
"Dimana Aiela?" tanya Jiacheng tiba-tiba setelah keluar dari ruangan Jiaqi.
"Sekolah."
Jiacheng mangut-mangut, "Sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Ngomong-ngomong, kamu pengganti Yufei, ya? Sejak tadi aku lihat Yufei tidak ada dirumah."
Allycia menggaruk tengkuknya bingung, "Aku juga kurang tahu. Dari semalam aku juga mempertanyakan keberadaan Yufei, tapi aku takut untuk menanyakannya kepada Jiaqi."
Jiacheng mengangguk sambil melangkah mendekati Allycia, diamati wanita itu lamat-lamat, bahkan sampai membuat Allycia salah tingkah.
"Kalau kamu bukan pengganti Yufei, lalu kamu siapa?"
Deg!
Allycia melebarkan matanya, jantungnya berdegup lebih cepat mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Jiacheng. Oh astaga, Jiaqi telah membawanya kedalam situasi sulit. Allycia membuka mulutnya tapi tertutup lagi karena bingung harus menjawab apa.
Jiacheng tersenyum tipis, "Okey, tidak usah dijawab dari pada aku akan membuat calon adik iparku pingsan ditempat," jawabnya santai sambil berlalu dari hadapan Allycia.
Sebentar, apa katanya? Calon adik ipar? Entah ini harapan atau doa yang jelas Allycia tersenyum tipis. Namun sebuah tepukan halus pada bahunya mampu membuat terkesiap.
"Siapa namamu?"
Allycia membalikkan badannya menatap Jiacheng, "Allycia."
Jiacheng mengernyit, "Orang luar negeri?" Allycia mengangguk, "Iya, aku orang Indonesia."
Jiacheng bertepuk tangan, "Hebat sekali adikku dapat orang luar negeri. Kalau begitu aku harus mencari orang luar negeri juga."
"Jiacheng, kamu jangan salah paham."
"Salah paham?"
Allycia meremas jemarinya sendiri, "Aku dan Jiaqi—"
"大狗!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
you and my time
Fanfiction❝you're my dream come true.❞ takdir telah mempertemukanku dengan seorang gadis kecil yang memiliki alis, mata, hidung, bibir, bahkan senyuman yang sama dengannya. hampir delapan tahun aku hidup tanpa sosok idola yang aku jadikan sebagai panutan, nam...
