fifty two ; you're my obsession

106 20 22
                                    

"JIAQI dan Bianka tidak jadi menikah."

"Apa?!"

Allycia sontak menoleh menatap Jiacheng yang duduk dikursi meja makan. Kedua kelopak matanya terbuka lebar. Ia yang awalnya sibuk mencuci piring, kini beralih menghampiri Jiacheng untuk memastikan bahwa pria itu berbicara jujur. Ya, bisa saja 'kan kalau pria itu bercanda?

"Kau serius?"

"Apa wajahku terlihat seperti pembohong?"

Allycia memicingkan matanya, meneliti setiap inci dari wajah Jiacheng, dan yah! Allycia sama sekali tak menemukan titik kebohongan dari ekspresi Ma Jiacheng, dan itu artinya pria itu tidak berbohong.

Allycia menarik salah satu kursi untuk ditempatinya, "Tapi katakan alasan kenapa mereka tidak jadi menikah? Apa gara-gara aku?" Raut Allycia berubah muram, meskipun tersemat rasa senang di dalam lubuk hatinya, tapi jika semua kejadian ini karena dirinya maka ia tak akan mengampuni dirinya sendiri.

"Ceritanya panjang, aku sendiri bingung."

Allycia menunduk menyembunyikan rasa bersalah yang terpancar dari ekspresinya, kedua tangannya saling bertaut diatas meja. Tiba-tiba Jiacheng menyentuh kedua tangannya yang tertaut, memberi usapan lembut untuk menenangkan wanita itu.

"Kau tenang saja, semua ini terjadi bukan karena kau."

"Tapi jika bukan karena aku, lalu karena siapa?" ucapnya dengan kepala yang masih menunduk.

"Karena mereka tidak berjodoh. Sudahlah, jangan seperti itu." Tangannya yang lain ia gunakan untuk mengangkat dagu Allycia hingga mata mereka saling tukar pandang.

Jiacheng menatap dalam-dalam kedua manik Allycia, "Kau tenang saja, Jiaqi dan Bianka memang tidak ditakdirkan bersama. Semua ini terjadi karena Tuhan ingin menguji hubungan kalian, jadi aku mohon pertahankanlah," pinta Jiacheng dengan tulus.

Sebuah senyuman manis terbit dibibir Allycia, "Baiklah, kalau begitu bolehkah aku merayakannya?"

"Merayakan apa?" tanya Jiacheng sembari mengerutkan kedua alisnya.

"Merayakan bahwa mereka tidak jadi menikah," kekehnya, "Aduh, apakah ini terlihat begitu jahat? Bianka sangat menginginkan Jiaqi, tapi ketika dia hampir memiliki laki-laki itu justru pernikahannya malah gagal. Sementara itu, disini ada aku yang merayakan kegagalannya, huft."

Jiacheng terkekeh, "Kau ini, kalau mau bersenang-senang ya silahkan. Itu adalah hakmu."

Dalam hitungan detik raut sedih Allycia sontak berubah ceria, "Kau benar! Kalau begitu biarkan aku merayakannya yeay!" Allycia melompat dari tempatnya dan meloncat-loncat seperti anak kecil yang mendapatkan sebungkus permen.

Jiacheng yang memperhatikan itu hanya terdiam, "Jangan loncat-loncat nanti kau bisa jat— AWASS!!"

Entah dari mana datangnya kecoak sialan itu yang tiba-tiba saja melintas tepat dihadapan Allycia. Kedua pupil wanita itu melebar dan sontak berteriak histeris mengamati binatang sialan itu semakin bergerak mendekatinya, Allycia benar-benar dibuat panik olehnya, hingga tanpa sadar ia kehilangan keseimbangan. Tubuh Allycia nyaris terpelanting, tapi untung saja ada Jiacheng yang langsung menangkap tubuh wanita itu sehingga tak sampai jatuh membentur lantai.

"Allys, kau baik-baik saja?" tanya Jiacheng sambil meneliti setiap inci tubuh Allycia. Ia khawatir ada sesuatu yang melukai tubuh wanita itu.

"Aku baik-baik saja, tapi bagaimana bisa apartemen semewah ini ada kecoak?" Allycia menatap lantai dengan was-was.

"Aku juga tidak tahu, aku harus menghubungi pihak cleaning service untuk membersihkan apartemenku."

"Ah, ya." Kini atensi Allycia tertuju pada Jiacheng yang masih menopang tubuhnya. Dengan keadaan seperti ini tak menutup kemungkinan bahwa wajah mereka juga sangat berdekatan. Jiacheng dapat mengamati kecantikan Allycia yang luar biasa dari jarak dekat. Dalam hati Jiacheng memuji kecantikannya itu, dan sesekali merasa iri pada Ma Jiaqi.

you and my time  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang