SEJAK kejadian dihari itu hubungan Jiaqi dan Allycia tak sedekat biasanya, mungkin mereka masih saling berkomunikasi. Tapi itu hanya sekedar berbicara, tidak ada kata-kata romantis yang biasa mereka lontarkan kepada satu sama lain.
Apakah mereka rindu? Tentu saja! Siapa yang tidak saling rindu ketika mereka dekat secara fisik namun jauh secara batin? Jiaqi ingin mendekap tubuh Allycia seperti biasanya, sementara Allycia ingin memeluk Jiaqi ketika suasana hatinya sedang tidak baik.
Ditambah Jiaqi yang begitu sibuk akhir-akhir ini membuat keduanya jarang sekali bertemu. Dan Allycia selalu berdoa agar hati suaminya itu tak terdapat celah kosong yang bisa diisi oleh siapapun, khususnya Irene.
Tak terasa lima bulan telah berlalu dengan begitu cepatnya. Perut Allycia pun kini mulai membuncit lantaran usia kandungannya yang tengah berjalan menuju lima bulan.
Namun sayangnya, diusia-usia seperti ini disaat ia membutuhkan sosok Jiaqi disisinya justru Jiaqi tidak ada dan memilih sibuk dengan dunia bisnisnya. Dan hal itu membuat Allycia harus melakukan segala aktivitasnya sendirian.
"Selamat malam, madame. Oh hey, ada nona kecil juga ternyata?" sapa Park Shin Yoo, selaku sekretaris Jiaqi.
"Selamat malam bibi!" respon Aiela dengan begitu ceria. Anak itu selalu membawa positive vibes bagi semua orang yang ada disekitarnya.
Saat ini ketiganya sedang berada di sebuah bandara Internasional untuk menjemput kepulangan Jiaqi. Ah, lebih tepatnya tak hanya mereka melainkan ada beberapa team perusahaan Jiaqi yang ikut andil dan memastikan bahwa bos mereka pulang dalam keadaan selamat.
"Estimasi kedatangan tuan Ma Jiaqi sekitar lima belas menit lagi," ujar Shin Yoo kepada rekannya.
Allycia memilih untuk duduk dengan tenang sembari menatap gelapnya langit malam dari balik kaca yang menjadi pembatas antara ruang tunggu dan lapangan penerbangan. Malam ini terlihat begitu cerah, tapi entah kenapa hatinya sedikit terusik mengingat Jiaqi pergi hanya bersama dengan Irene.
Ia sudah berusaha untuk kembali mempercayai Jiaqi, meski setelah kejadian beberapa bulan lalu ia tak menemukan kejanggalan antara Jiaqi dan Irene, tapi tetap saja ia selalu merasa tak nyaman ketika Jiaqi harus pergi bekerja dengan Irene.
"Mama, itu papa!" seru Aiela sambil menunjuk kearah seorang pria yang tengah berjalan menuju ke arah mereka. Sontak atensi mereka tertuju pada objek tersebut.
Kedua pupil Allycia sedikit melebar melihat sosok suaminya dari kejauhan. Pria dengan balutan blazer hitam, dan kacamata hitam yang selalu bertengger di pangkal hidungnya itu membuat sosok Ma Jiaqi semakin terlihat sempurna. Auranya sulit untuk digapai, tapi beruntungnya pria itu adalah suaminya sekarang.
Senyum Allycia perlahan-lahan mulai terbit dan hatinya menghangat mendapati Jiaqi yang semakin dekat dengan posisi mereka. Namun, seseorang yang entah dari mana asalnya membuat senyum cerahnya itu kembali terbenam.
Orang itu adalah Irene, yang tiba-tiba saja berjalan disisi Jiaqi. Ah, bukan itu yang Allycia maksud, melainkan outfit mereka yang senada membuat Allycia ingin memporak-porandakan bandara Internasional ini.
"Papa!"
Lamunan Allycia seketika buyar ketika Aiela berlari kearah Jiaqi dan menghambur di dekapan pria itu. Persis seperti seorang anak yang ditinggal lama oleh orang tuanya, mereka cukup lama berpelukan karena memang cukup lama Jiaqi meninggalkan mereka. Kurang lebih satu bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
you and my time
Fanfic❝you're my dream come true.❞ takdir telah mempertemukanku dengan seorang gadis kecil yang memiliki alis, mata, hidung, bibir, bahkan senyuman yang sama dengannya. hampir delapan tahun aku hidup tanpa sosok idola yang aku jadikan sebagai panutan, nam...
