"AIELA juga mau adik laki-laki."
Jiaqi mengangkat kedua alisnya kaget. Tentu sangat kaget, pasalnya selama ini Aiela tidak pernah kepikiran untuk memiliki seorang adik, tapi sekarang? Ah, sudahlah jangan berlebihan. Maklum, anak kecil selalu iri dengan apapun yang dimiliki oleh temannya bukan?
"Papa mau 'kan kasih Aiela adik?" tanya Aiela penuh dengan harapan. Jiaqi menggaruk tengkuknya. Bingung harus menjawab apa.
Aiela mengguncang tubuh Jiaqi kuat, "Papa jawab!"
"Emm... Aiela 'kan sudah punya adik?"
"Mana?"
"Itu, yang kemarin baru papa belikan."
Aiela berdecak seperti orang dewasa yang sedang kesal, "Papa! Itu boneka, Aiela ingin adik beneran yang bisa nangis! Ayoo ... Aiela mau!!" Aiela terus mengguncang tubuh Jiaqi membuat Jiaqi meringis bingung dibuatnya.
Kring...
Jiaqi menoleh menatap ponselnya yang berdering, pria itu bangkit dari duduknya dan menghampiri benda persegi panjang tersebut.
"Halo."
"Cepat datang ke klub sekarang. Alamatnya sudah kukirim dichat. "
"Sekarang?"
"Tentu iya, cepatlah ini penting. Hari ulang tahunku, kau tidak lupa 'kan?"
"Kau gila? Ini sudah malam, bodoh!"
"Oh, ayolah, sejak kapan seorang Alexander Ma sangat memperhatikan waktu? Kurasa kau tidak punya jam dinding di rumah. Bahkan kata asistenmu kau sangat gila kerja, bahkan sampai tidak tahu kalau waktu sudah menunjukkan dini hari. Jadi, ayolah, luangkan waktu berhargamu itu untukku."
Jiaqi memijat pangkal hidungnya sembari mengusak rambutnya yang memang sudah berantakan.
"Asal kau tahu, Jemmy. Aku sendirian dirumah bersama putriku. Kalau aku pergi bagaimana nasib putriku."
"Baby sitter?"
"Dia sedang cuti."
"Makanya, dengarkan saranku, menikahlah dan bersenang-senanglah layaknya pria dewasa!"
Jiaqi menatap objek didepanya datar. Mendengar ocehan dari sahabat bulenya itu mampu memancing emosinya.
"Maaf aku tidak bisa datang," jawab Jiaqi cepat.
"What? No! Kau harus datang. Acara ini tidak seru jika tidak ada kau disini!! Oh, ayolah! Aku janji kau bisa minum sepuasnya, biar aku yang traktir!!!"
"Ajaklah kekasihmu, jangan aku! Kau masih lajang bagaimana bisa kau mengerti dengan kondisiku, dasar!"
"Arghhh... Yasudah, awas saja kau!"
Jiaqi sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga begitu Jemmy meneriakinya. "Pria gila," batinnya.
"Papa, ada apa?" tanya Aiela yang sejak tadi menyimak percakapan papanya dengan seseorang yang ada diseberang sana, entah siapa yang jelas Aiela tidak tahu.
"Orang tidak penting," jawab Jiaqi singkat sembari menuangkan air kedalam gelas, kemudian menegaknya hingga tandas. Aiela menghampiri Jiaqi yang sedang berdiri membelakanginya.
"Papa."
"Hm?" Jiaqi menunduk untuk menatap putrinya yang tingginya hanya sebatas pinggangnya saja.
"Papa pergi saja, tidak apa-apa kok. Asalkan-"
"Asalkan apa?" potong Jiaqi cepat.
"Asalkan ada Bibi Allycia disini!" lanjut Aiela dengan sangat antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
you and my time
Fanfic❝you're my dream come true.❞ takdir telah mempertemukanku dengan seorang gadis kecil yang memiliki alis, mata, hidung, bibir, bahkan senyuman yang sama dengannya. hampir delapan tahun aku hidup tanpa sosok idola yang aku jadikan sebagai panutan, nam...