JIAQI sontak menghentikan langkahnya ketika ia melihat keributan dihadapannya. Keributan yang diciptakan oleh satu orang saja, sedangkan lawan bicaranya hanya diam. Astaga, ini masih pagi, pukul sepuluh lebih tepatnya, tapi kenapa mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak menciptakan keributan?!
"Hey, ada apa ini?" potong Jiaqi, membuat wanita paruh baya itu terdiam. Wajah galaknya itu langsung berubah menjadi sok manis setelah melihat kedatangan Jiaqi.
"Ohh, hai tuan tampan," sapanya yang tidak dipedulikan oleh Jiaqi.
Jiaqi mengamati sekitar yang cukup banyak penonton, kemudian beralih menatap wanita paruh baya itu, "Ada apa lagi?"
Wanita itu memainkan rambutnya, "Dia tidak mau membayar tagihan air!" adunya sambil menunjuk kearah perempuan yang jauh lebih muda dihadapannya.
"Jaga bicaramu, nyonya. Sudah dari kemarin saya membayar semua tagihan-tagihan di rumah ini. Tapi anda masih saja meminta uang kepada saya, anda pikir saya ini orang kaya apa?!" sarkas perempuan itu.
"Cukup!" sergah Jiaqi.
Jiaqi nenatap wanita paruh baya itu kembali, "Anda berusaha memeras Allycia, ya? Mentang-mentang dia orang luar bukan berarti anda bisa memperlakukannya seenaknya!"
"Saya tidak memerasnya, itu memang tanggungan yang harus dia bayar ketika menempati rumah ini!" ucapnya tak mau kalah.
Jiaqi mengangguk paham, "Okey, kalau begitu saya ingin anda segera mengakhiri kontrak Allycia tinggal dirumah ini. Masih ada banyak rumah yang lebih layak untuk ditinggali diluar sana."
Wanita itu memasang muka kesal, "Jadi anda pikir rumah saya tidak layak untuk ditinggali?!"
"Ya!" jawab Jiaqi cepat, "Rumah banyak tikus, serangga, dan lembab hanya akan membuat Allycia sering sakit. Rumah ini jauh lebih bagus jika dijadikan sebagai kandang tikus dari pada ditinggali oleh perempuan cantik seperti Allycia!"
Allycia terkejut dengan ucapan Jiaqi, apa katanya? Cantik? Allycia tidak salah dengar 'kan? Entahlah, harusnya saat ini ia merasa kesal, tapi gara-gara Jiaqi, rasa kesalnya itu entah pergi kemana.
"Yasudah, cepat bereskan barang-barangmu!" gertak wanita itu tepat didepan muka Allycia.
"Ya, secepatnya saya akan memindahkan barang-barangnya ke rumah baru!" jawab Jiaqi sambil mengotak-atik ponselnya, kemudian menempelkan layarnya pada telinga sebelah kanan.
"Hallo."
"Cepat kemari, alamatnya sudah saya kirim. Tolong bereskan barang-barang yang ada didalamnya."
"Okey terima kasih, tolong jangan terlambat, ya?"
Jiaqi mematikan sambungan teleponnya, memasukkan ponselnya kedalam saku jasnya dan menghampiri Allycia.
"Sudah beres, ayo pergi."
Allycia menggeleng, "Aku harus membereskan barang-barangku dulu."
"Kamu tuli atau bagaimana sih? Tadi sudah jelas aku menelpon orang suruhanku untuk membereskan barang-barangmu!"
Allycia meremas jari-jarinya seraya menggigit bibir bawahnya, "Maksudku... barang-barang pribadi."
Jiaqi mengernyit, "Sudahlah, semua itu akan beres, tidak akan ketinggalan satu pun."
"Bu... bukan, mak... maksudku... barang pribadi perempuan. Harusnya kamu paham tanpa aku jelaskan secara detail."
Jiaqi mengerutkan alisnya tak paham, "Apa? Make up? atau apa?"
"Yang dipakai ketika menstruasi," ucap Allycia cepat dan membuat Jiaqi membulatkan matanya.
"Pasti orang suruhanmu laki-laki semua 'kan? Tidak mungkin mereka menyentuh barang-barang pribadiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
you and my time
Fanfiction❝you're my dream come true.❞ takdir telah mempertemukanku dengan seorang gadis kecil yang memiliki alis, mata, hidung, bibir, bahkan senyuman yang sama dengannya. hampir delapan tahun aku hidup tanpa sosok idola yang aku jadikan sebagai panutan, nam...