forty seven ; what's wrong with me?

106 20 21
                                    

DIBAWAH cahaya lampu tamaram, tampak dua orang pria tengah saling diam mengamati indahnya lampu kota dari balkon hotel di lantai enam belas. Keduanya masih sibuk larut dalam pemikiran masing-masing.

"Anda ingin bicara apa?" tanya Jiaqi sambil meletakkan secangkir teh diatas saucer.

Tuan Bastian menoleh, "Saya hanya ingin berbicara santai dengan anda."

"Soal apa?"

Tuan Bastian berdeham, "Sebenarnya siapa Allycia itu?"

Jiaqi menghentikan pergerakannya untuk beberapa detik, kemudian pria itu menoleh menatap tuan Bastian yang sedang menatap objek didepannya, untuk apa pria itu menanyakan perihal Allycia?

Jiaqi mengernyit, "Memangnya kenapa?"

"Katakan saja, siapa dia?"

Jiaqi mengalihkan atensinya kearah pemandangan kota di malam hari, "Anda sudah tahu, kenapa musti bertanya?"

"Kenapa kau menerima lamaran itu ketika kau sudah mencintai orang lain?" tekan tuan Bastian yang tiba-tiba kehilangan rasa formalnya.

Lagi-lagi tuan Bastian menanyakan hal yang membuat hati Jiaqi kian tertohok.

"Saya hanya ingin menjaga hubungan baik antara keluarga kita."

"Dengan mengorbankan kebahagiaan putriku?"

Tuan Bastian tampak merapikan posisi duduknya, "Kau bisa saja menolaknya jika kau memang tak ingin menikah dengan putriku. Kenapa kau harus berkata 'iya' kemudian menyia-nyiakan perasaannya seperti itu?!"

Jiaqi hanya diam, memang benar apa kata pria itu. Tidak seharusnya dia bersikap kejam seperti ini, mau bagaimanapun Bianka masih punya perasaan yang harus dia jaga. Ya, meskipun hatinya itu hanya terisi oleh Allycia.

"Dengarkan aku, apa kau benar-benar serius ingin menikah dengan putriku?" Tuan Bastian menatap Jiaqi dalam.

Jiaqi juga menatapnya, sehingga kedua pria itu melakukan eyes contact.

"Jika kau memang serius ingin menikahi putriku, maka tinggalkan Allycia. Maka dengan begitu hubungan antara keluarga kita akan tetap terjaga."

"Jika saya menolak pernikahan ini?"

"Itu artinya kau harus pergi meninggalkan putriku dan melupakan segalanya mengenai apapun yang berhubungan dengan perusahaanku dan perusahaan keluarga Ma. Semudah itu, kau bisa?"

"Jadi... Anda memutus tali silahturahmi antar keluarga kita?"

"Yeah, untuk dana bantuan demi menyelamatkan perusahaan Ma group dari kebangkrutan, anggap saja itu sukarela, aku tak meminta untuk dikembalikan."

Tuan Bastian bangkit berdiri dari duduknya, "Mudah saja tuan Alexander Ma, kau hanya memilih antara Allycia atau Bianka. Maka hasilnya akan terbukti jelas."

Tuan Bastian pergi meninggalkan Jiaqi yang masih kalut di dalam pikirannya sendiri. Kacau sudah. Ia sudah tahu bahwa pada akhirnya akan seperti ini, ia diberatkan oleh dua pilihan. Allycia dan nasib keluarganya. Jiaqi bukan pria bodoh yang dibutakan oleh cinta, tapi ia tetap tak bisa hidup tanpa seseorang yang selama ini ia cari keberadaannya.

-  -  -

Matahari bersinar lebih cerah pada pagi ini, jalan raya juga mulai dipadati oleh pengendara lain yang siap untuk melakukan aktivitas. Sama halnya dengan Allycia yang harus melakukan aktivitas rutinnya. Dimulai dari memasak, membersihkan ruangannya, dan... ah, ia hampir lupa kalau hari ini ada seorang gadis kecil yang masih terlelap diatas ranjangnya. Gadis itu adalah Aiela.

you and my time  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang